Update Zona Merah Covid-19 Jatim, Minggu 29 November: Surabaya dan Ponorogo Oranye, Sampang Kuning
Berikut update zona merah Covid-19 di Jawa Timur hari ini Minggu 29 November 2020 termasuk zona-zona lain termasuk Kota Surabaya dan Malang.
Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
8. Kabupaten Bojonegoro .
9. Kabupaten Bangkalan .
10. Kabupaten Madiun.
11. Kabupaten Pasuruan.
- Daftar zona hijau (daerah tidak terdampak Covid-19) Minggu 29 November 2020
Nihil
- Berita terkait virus corona di Jawa Timur:
Mahasiswa Ilkom UB Inisiasi Platform Informasi Covid-19 Khusus Tuli dan Netra Lewat Catatan Kaki

Lima mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2017, Fisip Universitas Brawijaya (UB) menginisiasi platform informasi COVID-19 khusus bagi penyandang tuli dan tuna netra lewat Catatan Kaki.
Ada dua platform. Yaitu di www.catatankaki20.wixsite.com/blog dan lewat akun IG @catatankaki.co dalam bentuk video lengkap dengan bahasa isyarat dan caption.
Dalam website www.catatankaki20.wixsite.com/blog yang berisi teks dan deskripsi audio untuk membantu mereka dalam memperoleh akses informasi dan memahami informasi seputar COVID-19.
Nur Chandra Ulfayah dkk melakukan ini sebagai program pengabdian pengabdian kepada masyarakat bernama Catatan Kaki.
Dikatakan, data laporan Jaringan Organisasi Penyandang Disabilitas Respons COVID-19 pada Juni 2020 menunjukkan 59.40% dari 459 responden atau sebanyak 360 orang disabilitas sensorik (Tuli dan Netra) menyatakan bahwa aksesibilitas terhadap informasi COVID-19 belum cukup tersedia.
Beberapa media daring belum mengakomodasi penerjemah bahasa isyarat dan belum ramah bagi pengguna aplikasi pembaca layar.
Padahal informasi COVID-19 yang mudah diterima dan dipahami sangat penting untuk membantu disabilitas menerapkan perilaku pencegahan COVID-19.
"Informasi yang diberikan Catatan Kaki juga disesuaikan dengan kebutuhan difabel," jelas Nur Chandra, Sabtu (28/11/2020).
Isinya beragam. Mulai mulai dari protokol pencegahan COVID-19, ragam tes deteksi COVID-19, kondisi pendidikan difabel selama pandemi, hingga platform penyedia lowongan pekerjaan bagi disabilitas.
Ini sejalan dengan motto yang diusung Catatan Kaki yaitu 'Everbody has chance' (semua orang punya kesempatan), termasuk difabel tuli dan netra.
Mereka juga mampu melakukan pencegahan dan penanganan terhadap COVID-19 secara mandiri.
Ia berharap, Catatan Kaki sebagai bagian dari masyarakat tentu bisa membantu mereka sekaligus meningkatkan kesadaran mereka terkait cara memutus rantai penyebaran virus corona.
Dengan pengetahuan pencegahan COVID-19 meningkat, maka mereka bisa menerapkan pengetahuan pencegahan tersebut dalam keseharian dan mereka tetap terlindungi dari paparan virus.
"Jangan sampai ada yang terinfeksi karena kurang informasi," tambah Nur Chandra Ulfayah, penulis konten program Catatan Kaki.
Dikatakan, rencananya mulai minggu depan kegiatan timnya masuk tahap akhir.
Setelah itu, semua konten akan diunggah dan baru dilakukan post-test ke teman tuli/netra untuk minta tanggapan sekaligus kritik saran terhadap program kami.
"Tapi, sejauh ini respon beberapa teman Tuli/Netra merasa terbantu dengan adanya program Catatan Kaki. Terutama terkait konten "situs penyedia lowongan pekerjaaan," jelas dia pada suryamalang.com.
Ada salah satu responden mereka secara spesifik mengeluh terkait sulitnya dapat perkerjaan untuk difabel selama pandemi.
"Jadi, kita coba fasilitasi dengan konten kami itu. Walaupun kita tidak menawarkan lowongan pekerjaan. Setidaknya kami membantu mereka untuk menemukan lowongan pekerjaan yang cocok untuk disabilitas.
Ditanya kesulitan dari program ini, ia menyebut dari segi produksinya. Sebab kontennya berbentuk audio visual ditambah dengan adanya juru bahasa isyarat juga audio description atau subtitle.
Sehingga proses pembuatan kontennya lebih panjang dan lama.
"Karenanya kita gak bisa buat konten setiap hari karena kendala ini," jawabnya.
Untuk sosialisasi program ini, mereka minta bantuan ke komunitas difabel juga menghubungi beberapa teman tuli/Netra secara personal.
"Ini menurut kami ini cara paling mudah untuk memperkenalkan program kita yang baru dirintis sekitar enam bulan terakhir," ujar dia.
Ditanya apakah program ini akan dilanjutnya tak hanya sekedar untuk pengabdian masyarakat, ia bilang akan melihat dulu tanggapan dari audiens lewat post-test sekaligus engagement dari program mereka.
"Sekiranya audiens kami antusias dengan program Catatan Kaki, program ini akan kami pertimbangkan untuk dilanjutkan," jawab Nur.
Untuk sementara, tim ingin fokus selesaikan program awal ini terlebih dahulu karena masih tahap percobaan. (Sylvianita Widyawati)