Penanganan Covid
Update Zona Merah Jatim Kamis 3 Desember 2020: Situbondo Zona Merah, Malang Oranye, Pacitan Kuning
Intip update zona merah Jatim Kamis 3 Desember 2020: Situbondo zona merah Covid-19, Malang zona oranye, Pacitan zona kuning
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
Mantan Direktur RSUD dr H Slamet Martodirdjo Pamekasan, Madura, dr Sardjono Utomo dan istrinya, Sri Martini meninggal dunia dalam keadaan positif Covid-19, Rabu (2/12/2020).
Pasangan suami istri dokter dan guru ini meninggal dunia di hari yang sama, hanya selisih hitungan jam.
Dokter Sardjono meninggal dunia pada Rabu 2 Desember 2020, sekitar pukul 01.00 WIB,
Setelah jenazah dr Sardjono Utomo dikebumikan, istrinya, Sri Martini dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis di RSU Mohammad Noer Pamekasan, Rabu (2/12/2020) sekitar pukul 18.30 WIB malam.
Sri Martini meninggal dunia juga dalam keadaan positif terinfeksi Covid-19.
Ia diduga tertular dari suaminya, Dokter Sardjono Utomo yang juga meninggal dunia dalam keadaan positif terinfeksi Covid-19.
Baca juga: Rektor UTM, M Syarif, Positif Covid-19, Sempat ke Jakarta Sepekan Sebelum Gelar Wisuda
Baca juga: Klaster Keluarga Jadi Klaster Terbesar Penyebaran Covid-19 di Situbondo
Ketua Penanggulangan Covid-19 RSUD SMART Pamekasan, dr Syaiful Hidayat mengatakan, Sri Martini, istri Dokter Sardjono dinyatakan meningal dunia di RSU Mohammad Noer Pamekasan sekitar pukul 18.30 WIB.
Ia dirawat di RSU tersebut sejak Selasa 1 Desember 2020 kemarin, sedari pukul 17.00 WIB dengan keluhan sesak napas, batuk dan panas.
Namun pada Rabu 2 Desember 2020 malam ini, sekitar pukul 18.30 WIB, istri Dokter Sardjono itu menghembuskan napas terakhirnya.
"Dokter Sardjono dan istrinya ini dirujuk ke RSU Mohammad Noer bersamaan. Keduanya dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 dan hasil swabnya sudah keluar," kata Syaiful Hidayat saat dikonfirmasi TribunMadura.com (Grup SURYAMALANG.COM).
Menurut Dokter yang akrab disapa Yayak ini, usia Sri Martini saat ini sekitar 65 tahun.
Ia menduga, Sri tertular Covid-19 dari suaminya, Dokter Sardjono.
Bahkan, kata dia, penularan Covid-19 yang menimpa Dokter Sardjono dan istrinya tersebut sudah masuk dalam klaster keluarga.
"Kami akan segera melakukan tracing (pelacakan) kepada tiga anak Sri Martini dan cucu-cucunya. Hasilnya nanti akan langsung kami beritahu ke Satgas Kabupaten," ujarnya.
Yayak juga menceritakan, istri Dokter Sardjono merupakan pensiunan guru di SMAN 1 Pamekasan.
Ia mengaku pernah diajari Sri Martini sewaktu masih duduk di bangku SMAN 1 Pamekasan.
Kata dia, istri Dokter Spesialis Radiologi ini, dulunya sewaktu menjadi guru di SMAN 1 Pamekasan, dikenal sebagai guru yang baik dan ramah.
"Meninggalnya Dokter Sardjono dan Istrinya ini bersamaan di hari yang sama, namun di jam berbeda. Seperti kisah cinta sehidup semati," ungkapnya.
Yayak memperingatkan kepada masyarakat, bahwa Covid-19 itu benar-benar ada dan bukan settingan.
Kata dia, per hari ini, tempat tidur untuk merawat pasien Covid-19 di RSU Mohammad Noer dan RSUD SMART Pamekasan penuh dengan pasien Covid-19.
Sehingga bila ada pasien yang terindikasi mengarah ke Covid-19 lalu ingin dirujuk ke dua rumah sakit rujukan khusus merawat pasien Covid-19 di Pamekasan itu, secara terpaksa harus dilakukan isolasi mandiri di rumahnya masing-masing.
Ia meminta kepada masyarakat Pamekasan agar tetap waspada, karena penularan Covid-19 yang terjadi di wilayah setempat semakin masif dan sedang menuju puncak penyebaran.
"Ayo semua wajib patuh protokol kesehatan dengan cara wajib memakai masker, jaga jarak dan sesering mungkin cuci tangan. Jangan sampai semakin banyak yang meninggal dunia karena tertular Covid-19," peringatnya.
dr Sardjono Utomo meninggal dunia sebagai pasien positif terinfeksi Covid-19 dan tak sampai sehari dirawat di RSU Mohammad Noer Pamekasan.
Mulanya, pada Selasa 1 Desember 2020 kemarin, yang bersangkutan dirawat di RSU Mohammad Noer Pamekasan sedari pukul 17.00 WIB dengan keluhan sesak napas, batuk dan panas.
Namun pada Rabu 2 Desember 2020, sekitar pukul 01.00 WIB, Dokter Sardjono menghembuskan napas terakhirnya.
Dokter Sardjono diduga tertular Covid-19 dari pasiennya.
Sebab, yang bersangkutan sangat aktif membuka praktik di rumahnya, yang berlokasi di Jalan Amin Jakfar, Kelurahan Gladak Anyar, Kabupaten Pamekasan.
"Sebelum-sebelumnya beliau aktif buka praktik. Bisa saja tertular dari salah satu pasiennya," ujarnya.
Dokter yang akrab disapa Yayak ini juga menjelaskan, Dokter Sardjono pernah menjabat sebagai Direktur RSUD dr H Slamet Martodirdjo Pamekasan sedari tahun 2004 hingga 2009.
Sedari umur 25 tahun, yang bersangkutan kata dia sudah menjadi Dokter di Pamekasan, hingga menghembuskan napas terakhirnya di usia 67 tahun.
"Tadi prosesi pemandian jenazah serta prosesi pengkafanan dan pemakaman menggunakan protokol kesehatan yang ketat," ungkapnya.
Catatan Redaksi: Bersama-kita lawan virus corona. SURYAMALANG.COM mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).
Catatan Redaksi: Bersama kita lawan virus corona. SURYAMALANG.COM mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak)
(Kuswanto Ferdian/SURYAMALANG.COM)