Berita Surabaya Hari Ini
Cerita Pendamping Yayasan Mahameru Surabaya Dampingi ODHA di Tengah Wabah Corona
Berbagai tantangan pendampingan HIV/AIDS di tengah pandemi covid-19 harus dihadapi oleh BP.
SURYAMALANG.COM | SURABAYA - BP (36) dan IM (40), terlihat ceria saat menerima kedatangan Wartawan Harian Surya, di rumah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Yayasan Pendampingan Orang Dengan HIV Aids (Odha) Mahameru, Jumat siang (11/12/2020).
Kedua pria itu saling melemparkan senyum seakan akan tak ada beban yang mereka alami dalam kehidupan sosial.
Ekspresi riang dan saling bercanda satu sama lain juga mewarnai sesi tanya jawab terkait seputar HIV/AIDS.
BP menceritakan ia didiagnosis penyakit tersebut tahun 2012.
Tahun 2013 kondisinya mengalami penurunan.
Ada teman pendamping di Mahameru yang membantunya berobat di RSUD Dr soetomo.
BP mengaku terkena virus itu lantaran seks bebas.
"Waktu itu, kebetulan lagi butuh staf. Karena kondisi belum fit, baru di tahun 2014 aku dikontak lagi baru aku gabung di Mahameru. Jadi awalnya aku tugas sebagai pendamping. Menemani ODHA," katanya.
Selama pandemi, BP yang kesehariannya sebagai koordinator ini tidak ada perubahan.
Banyak sekali pekerjaan yang telah ia lalui, mulai di bidang perhotelan, restoran, customer service, hingga sebagai sales penjual smartphone.
"Secara stok obat sempat terjadi terbatas, kami khawatir. Sempat diganti jenis obatnya. Takutnya kalau diganti terus menerus, tubuh membutuhkan penyesuaian obat lagi. Secara layanan dipermudah dipercepat tidak boleh terlalu lama. Ada pengambilan 2 bulan sekali," paparnya.
Ketika ditanya saat menyandang predikat sebagai ODHA, BP mengaku terkejut.
Kendati demikian, BP langsung bergerak cepat dengan mengumpulkan banyak informasi tentang pengobatan.
Ia juga sadar akan risiko bahaya penularan virus HIV/AIDS.
"Dosis yang diminum bervariasi. Kalau aku single dos 3 obat dijadikan satu minumnya per 24 jam," ungkapnya