Nasional
Naik 1 Tingkat, Jokowi Peringkat 12 Rangking Tokoh Muslim Berpengaruh di Dunia, Gelorakan Toleransi
Naik 1 Tingkat, Jokowi Peringkat 12 Rangking Tokoh Muslim Berpengaruh di Dunia, Gelorakan Toleransi
Presiden Joko Widodo mengisahkan kehidupannya sebelum terjun ke politik ketika menjadi sampul majalah gaya hidup Arab Saudi, Arrajol.
Dalam pemberitaan edisi Mei itu, Jokowi mencari pekerjaan setelah lulus dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada pada 1985 ketika dia menginginkan pekerjaan sesuai spesialisasinya.
Setahun berselang, dia memperoleh pekerjaan di perusahaan pemerintah yang khusus menangani produk kertas di Aceh, dengan tugas mengawasi hutan dan bahan mentah.
Namun, setelah dua tahun bekerja, Jokowi memutuskan untuk berhenti karena kurang perhatian terhadap perusahaan itu dan memutuskan pulang ke Solo.
Dia menyadari ambisinya tidak akan tercapai jika ikut orang.
Jadi, dia membantu mengelola bengkel kayu milik ayahnya.
Di situlah, dia mulai merintis usaha sambil menunggu kelahiran anaknya.
Satu tahun kemudian, Jokowi mendirikan perusahaan sendiri yang dia beri nama "Rakabu" berasal dari nama anak pertamanya, Gibran Rakabuming Raka.
Perusahaan itu berfokus untuk memproduksi dan menjual barang-barang furnitur yang dibuat dari kayu jati.
Tantangan pun dihadapi oleh presiden ketujuh RI itu.
Mengelola bisnis furnitur dari kayu jati terkadang naik, tapi tak jarang juga turun.
Bahkan dalam ulasan Arrajol, Jokowi disebut pernah nyaris bangkrut.
Namun, perusahaan Rakabu mendapatkan pinjaman sebesar Rp 500 juta dari Perusahaan Gas Negara.
Pada 1991, Rakabu mulai mengekspor produk dan menjadi populer.
Di Perancis, mereka untuk pertama kali membuka cabang di pasar Eropa melalui seorang klien bernama Bernard.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/suryamalang/foto/bank/originals/presiden-ri-joko-widodo-jokowi.jpg)