Berita Jember Hari Ini

Derita Penanganan Banjir Jember, APBD Macet, Gaji dan Uang Lelah Tak Cair, Logistik Menipis

Uang lelah untuk TRC dan satuan tugas di BPBD Jember juga belum cair, dampak dari macetnya anggaran di Jember, karena tidak ada payung hukum APBD 2021

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Sri Wahyunik
Seorang ibu lansia yang mengungsi di Aula Balai Desa Wonoasri, Tempurejo, Jember, berusaha memakai masker, Jumat (15/1/2021) 

"Iya, ada bantuan sembako mentah dari BPBD Provinsi. Itu yang kami distribusikan ke dapur mandiri milik desa," ujar Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Jember Heru Widagdo.

Meski di tengah keterbatasan, Heru menegaskan, pihaknya tetap bekerja secara profesional.

"Karena ini adalah kerja kemanusiaan, kami harus profesional. Kami mencari cara untuk melakukan penanganan darurat banjir ini," tegasnya.

Heru tidak mau berbincang banyak tentang PNS Pemkab Jember, seperti dirinya, yang belum menerima gaji di bulan Januari 2021. Atau juga uang lelah untuk petugas TRC yang skemanya diatur dalam APBD Jember.

"Berbicara tentang kebencanaan itu, bareng-bareng. Saya bersyukur, banyak yang membantu. Karenanya, kepada para donatur, saya minta kalau membantu sebaiknya koordinasi dengan posko. Kalau untuk banjir Wonoasri ya di Balai Desa Wonoasri. Supaya bantuan tidak dobel, atau ada warga yang tidak menerima bantuan," tegasnya.

Petugas kesehatan dari Puskesmas Curahnongko, baik yang berstatus PNS maupun non PNS juga belum mendapatkan hak keuangan mereka.

Meski begitu, mereka tetap bekerja tak kenal lelah di posko pengungsian Balai Desa Wonoasri.

Pjs Kades Wonoasri Budiono yang berstatus PNS di Kecamatan Tempurejo, juga termasuk yang belum gajian, namun tetap berjibaku mengevakuasi warga desanya dan mengkoordinasi perangkatnya untuk menangani banjir.

Sekdes Wonoasri Suharyono yang dua hari terakhir kurang tidur karena mengurusi warga desanya, juga harus bersabar karena belum gajian.

"Semuanya sama dan sami, belum gajian semua. Sabar saja," ujarnya. Haryono bersama relawan, TRC, juga TNI-Polri mengevakuasi warga untuk mau mengungsi.

Haryono baru pulang menengok rumahnya yang kebanjiran sekitar pukul 02.00 Wib, Jumat (15/1/2021) dini hari.

Pagi harinya, dia sudah harus mengkoordinasikan semua hal untuk mengurusi warganya.

Petugas yang menangani kebencanaan tidak berani belanja untuk bantuan karena tidak berani mencairkan anggaran yang payung hukum pengelolaan keuangannya belum jelas.

Hal itu pula yang membuat hak keuangan mereka juga belum cair.

Tetapi, mereka yang berada di garda terdepan penanganan banjir, tidak kenal lelah selama empat lima hari terakhir.

Halaman
1234
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved