Penanganan Covid
Antrean Permintaan Plasma Konvalesen Makin Banyak, Penyintas Covid-19 Tak Perlu Takut Berdonor
Tahapan uji darah untuk memastikan ketersediaan antibodi yang paling memakan waktu. Paling tidak tahapan itu berlangsung dua hari.
Itulah yang membuat karyawan pabrik kemasan kopi di Rungkut Surabaya itu, tak pernah kapok mendonorkan plasma darahnya.
Sejak September 2020 silam hingga Senin (18/1/2021), ia terhitung sudah lima kali mendonorkan darahnya.
"Aku ingin coba bantu teman-teman yang kena Covid-19. Sekali donor ternyata enak, ya terus berjalan," katanya, Jumat (22/1/2021).
Paino mengaku ingin sedikit membantu upaya Nakes menyembuhkan para pasien Covid-19, melalui donor plasma konvalesen.
Itulah mengapa dirinya tak pernah takut harus rutin setiap dua pekan sekali datang ke Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Surabaya.
"Saya enggak takut," jelasnya.
Meskipun sempat muncul kekhawatiran dari pihak keluarganya lantaran seringnya ia mendonorkan darah pascasembuh dari Covid-19, Paiono berupaya memberikan edukasi dan pengertian bahwa yang dilakukannya tidak membahayakan kondisi kesehatannya.
"Keluarga tanya kok donor terus, apakah enggak apa-apa. Ya enggak apa apa, ya namanya bantu teman sakit kena Covid-19," terangnya.
Mengenai efek samping pascadonor plasma konvalesen, Paino mengaku tak merasakannya.
Hanya saja kondisi lemas dan letih acap muncul dua hari pascadonor.
Namun itu diakuinya lumrah sebagai reaksi fisiologi manusia yang baru saja diambil darahnya.
"Cuma agak lemas dikit 1-2 hari, itu biasa. Istirahat cukup, makan bergizi, udah cukup," ungkapnya.
Paino tak menampik, menjadi pendonor plasma konvalesen tak segampang donor biasa.
Tahapan uji darah untuk memastikan ketersediaan antibodi yang paling memakan waktu.
Paling tidak tahapan itu berlangsung dua hari.