Berita Surabaya Hari Ini

Daftar Tokoh yang Berpotensi Jadi Ketua DPD Demokrat Jatim, Tak Hanya Emil Dardak

Sejumlah tokoh berpeluang menjadi ketua DPD Partai Demokrat Jatim dalam Musyawarah Daerah (Musda) ke-VI pada pertengahan Febuari 2021.

TribunJatim/Sofyan Arif Candra Sakti
Emil Dardak 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Sejumlah tokoh berpeluang menjadi ketua DPD Partai Demokrat Jatim dalam Musyawarah Daerah (Musda) ke-VI pada pertengahan Febuari 2021.

Musda Partai Demokrat akan menentukan ketua definitif DPD Demokrat Jatim.

Partai Demokrat Jatim dipimpin Plt ketua sejak November 2019, mulai dari Renville Antonio, kemudian dilanjutkan Emil Elestianto Dardak.

Jabatan Ketua DPD Demokrat definitif terakhir dijabat Soekarwo yang sebelumnya juga menjabat Gubernur Jatim sampai tahun 2019.

Pakde Karwo mundur dari politik karena terpilih menjadi komisaris utama di BUMN , lalu kemudian menjadi Dewan Pertimbangan Presiden Joko Widodo.

Pengamat komunikasi politik Unair Surabaya, Suko Widodo menilai Partai Demokrat memiliki banyak kader potensial untuk menjadi pemimpin partai.

Misalnya, Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak yang kini juga menjabat Plt Ketua DPD Partai Demokrat Jatim.

Juga ada figur legislatif, mulai dari Bayu Airlangga (Sekretaris DPD Demokrat Jatim/Wakil Ketua Komisi A DPRD Jatim), Ahmad Iskandar (Wakil Ketua DPRD Jatim), Sri Subiati (Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Jatim), dan Agus Dono Wibawanto (anggota DPRD Jatim).

Apabila proses pencalonan melibatkan lebih dari satu kandidat, Suko menilai Demokrat bisa menjadi contoh seleksi pemimpin partai yang mencerminkan nilai-nilai demokrasi.

Berbeda halnya dengan kebanyakan suksesi kepemimpinan parpol yang saat ini hanya mengusung satu calon.

"Semakin banyak calon, menunjukkan dinamisnya sebuah organisasi parpol," kata Suko.

"Ini pola yang bagus dalam seleksi pimpinan parpol. Sekalipun, mulai ditinggalkan banyak parpol di Indonesia," kata Suko Widodo.

Menurutnya, ada sejumlah kriteria untuk memimpin Partai Demokrat ke depan, seperti figur visioner untuk mampu beradaptasi dengan pemilih milenial.

"Era politik milenial berbeda dengan era politik masa silam. Jadi, kepemimpinan saat ini harus memiliki pemikiran jauh ke depan," katanya.

Figur tersebut juga memiliki kemampuan relationship (hubungan kedekatan) dengan masyarakat.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved