Berita Tuban Hari Ini
Fakta Proyek Kilang Minyak Pertamina di Tuban Senilai Rp 211,9 Triliun, Pantas Banyak Miliarder Baru
Adapun total nilai proyek sebesar 16 miliar USD atau mencapai Rp 211,9 triliun. Untuk proyek tersebut, Pertamina akan menggunakan lahan seluas 821 ha
Penulis: Mochamad Sudarsono | Editor: Dyan Rekohadi
Penulis : Mochamad Sudarsono , Editor : Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, TUBAN - Proyek besar pembangunan kilang minyak menjadi sumber uang yang membuat ratusan warga di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban jadi miliarder dadakan.
Proyek kilang minyak ini merupakan salah satu proyek besar dari PT Pertamina (Persero).
Baca juga: Pengakuan Mama Muda Jadi Miliarder Baru di Desa Tuban, Beli 3 Mobil Baru Usai Terima Rp 18 Miliar
Tak heran jika miliaran atau bahkan bisa mencapai triliunan rupiah yang akan dikucurkan untuk pembebasan lahan dan diterimakan ke warga desa sekitar.
Seperti apa sih proyek Kilang minyak yang membuat ratusan warga desa jadi miliarder baru di Tuban itu.
Proyek kilang minyak di Tuban ini merupakan proyek yang dikerjakan oleh Pertamina yang berkolaborasi dengan perusahaan asal Rusia.
Kilang Tuban merupakan proyek yang digarap oleh perusahaan gabungan bernama PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia, yakni gabungan dari Pertamina dan perusahaan minyak dan gas asal Rusia, Rosneft.
Proyek ini digarap perusahaan pelat merah itu untuk menciptakan kemandirian energi.
Kilang baru itu akan memiliki kapasitas produksi sebesar 300.000 barrel per hari.
Selain itu, Kilang Tuban juga akan menghasilkan bahan bakar dengan kandungan yang lebih berkualitas, berstandar Euro V.
Dilihat dari porsi kepemilikannya, Pertamina memiliki 55 persen saham Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia, sedangkan Rosneft memiliki 45 persen kepemilikan saham.
Adapun total nilai proyek sebesar 16 miliar USD atau mencapai Rp 211,9 triliun.
Pertamina pun menargetkan kilang baru tersebut sudah dapat mulai beroperasi pada 2026.
Untuk merealisasikan proyek tersebut, Pertamina akan menggunakan lahan seluas 821 hektar.
Kebutuhan lahan itu didapat dari penggunaan lahan milik warga, Perhutani dan KLHK.