Bak Langit dan Bumi, Tak Seperti Warga Tuban, Rakyat Timor Leste Tak Kaya Meski Bergelimang Minyak
Terlepas dari fakta bahwa proyek minyak justru menjadi berkah bagi rakyat Sumurgeneng, kondisi sebaliknya justru terjadi di Timor Leste.
SURYAMALANG.COM - Sama-sama sebagai lokasi lahan proyek kilang minyak, namun bak langit dan bumi, nasib warga Timor Leste berbeda jauh dengan warga Desa Sumurgeneng, Jeru, Tuban, Jawa Timur.
Ganti rugi pembebasan lahan proyek kilang minyak New Grass Root Refienery (NGRR), memberikan rejeki nomplok bagi warga Desa Sumurgeneng, Jenu, Tuban, Jatim Ini.
Bagaimana tidak, tanah warga yang dibeli oleh pertamina mendapat uang paling sedikit Rp28 juta, dan paling banyak hingga Rp10 miliar.
Hal ini membuat warga Desa Sumurgeneng kaya mendadak, berkat adanya pembebahan lahan proyek tambang minyak.
Warga Desa Sumurgeneng berbondong-bondong membeli mobil, dan videonya baru-baru ini viral di media sosial.
Sampai saat ini sudah ada 176 mobil baru yang dibeli oleh warga Desa Sumurgeneng.
Terlepas dari fakta bahwa proyek minyak justru menjadi berkah bagi rakyat Sumurgeneng, kondisi sebaliknya justru terjadi di Timor Leste.
Di Timor Leste yang dikenal memiliki kekayaan alam berupa minyak bumi melimpah justru tak membuat waganya hidup makmur.
Alih-alih membawa rakyatnya kaya dengan proyek minyaknya, Timor Leste justru diprediksi akan meninggalkan kesengsaraan besar, jika meneruskan proyek minyak impiannya.
Menurut The Diplomat, Timor Leste memang berencana untuk mengembangkan tambang minyak impiannya melalui mega proyek Tasi Mane.
Proyek senilai 18 miliar dollar AS ini, akan menjadi pendorong ekonomi lokal, dan menciptakan lapangan kerja yang tak terhitung jumlahnya.
Namun, proyek ini justru dianggap oleh sekelompok politisi bahwa nilainya tidak masuk akal, secara finansial dan logistik.
Ini sangat mahal untuk negara yang kekuarangan uang dengan PDB-nya hanya 1,6 miliar per tahun.
Baca juga: Pesan Jokowi Kepada Ahok, Soal Warga Desa Sumurgeneng Tuban Mendadak Miliader Karena Kilang Minyak
Proyek ini bisa membawa risiko besar, pasalnya Timor Leste juga tidak memiliki keterampilan dan pengalaman yang diperlukan untuk membangun pipa gas dan pabrik utama.
Selain itu penolakan ini bertujuan untuk menghemat dana Timor Leste, yang sangat terbatas ketimbang meninggalkan utang dalam jumlah besar untuk generasi mendatang.