Berita Tuban Hari Ini
Bukan Hanya Mobil Baru, Seperti Ini Rumah Baru Mewah Warga Tuban Terdampak Kilang Minyak Pertamina
Setidaknya, sekitar 63 KK mulai membangun rumah baru dan sebagian sudah ada yang menempati.
Penulis: Mochamad Sudarsono | Editor: Dyan Rekohadi
Penulis : Mochamad Sudarsono , Editor : Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, TUBAN - Bukan hanya fenomena borong mobil baru, deretan rumah mewah baru juga berdiri di Tuban, milik warga desa yang terdampak proyek pembangunan kilang Minyak Pertamina.
Jika Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu jadi viral karena aksi borong mobil baru warganya setelah menjadi miliarder dari penjualan lahan, di desa berbeda muncul komplek rumah mewah baru.
Rumah-rumah mewah baru dibangun di lokasi relokasi mandiri warga di Desa Wadung, Kecamatan setempat.
Relokasi mandiri itu dilakukan warga Dusun Tadahan, Desa Wadung, karena rumah sebelumnya terdampak kilang minyak grass root refinery (GRR), patungan Pertamina-Rosneft asal Rusia.
Setidaknya, sekitar 63 KK mulai membangun rumah baru dan sebagian sudah ada yang menempati.
Suwarno (44), warga Dusun Tadahan mengatakan, relokasi ini dilakukan karena tanah miliknya dan warga lain masuk dalam penetapan lokasi (penlok) kilang minyak.
Di rumahnya yang kini telah proses bangun, ia menyebut ada 63 warga Dusun Tadahan yang melakukan relokasi mandiri.
"Ini belum selesai total bangun rumahnya, ada sekitar 63 warga terdampak yang relokasi mandiri di sini," ujarnya, Minggu (21/2/2021).
Dia menjelaskan, untuk bangunan rumahnya yang terdampak pembangunan kilang, ia mendapat kurang lebih Rp 612 juta.
Nilai yang didapat tersebut tentu jauh jika dibandingkan dengan warga Desa Sumurgeneng, yang memiliki lahan luas.
Sebab, di Desa Wadung yang terdapat Dusun Tadahan, Ringin dan Boro sebagian besar yang terdampak adalah bangunan.
"Nilai tanah dan bangunan yang dibeli hampir sama dengan saya beli tanah untuk buat rumah baru. Tanah dihargai Pertamina Rp 600 ribuan, saya beli tanah juga sekarang harganya segitu," pungkasnya.
Pria yang juga sempat menolak pembangunan kilang itu mengungkapkan alasan melakukan relokasi mandiri.
Hal itu dikarenakan relokasi yang dijanjikan oleh Pertamina tak kunjung jelas, sehingga keputusan relokasi mandiri itu diambil bersama warga lainnya.