Berita Blitar Hari Ini

PNS di Kota Blitar Sukses Ternak Burung Puter Trah Juara, Omzet Puluhan Juta per Bulan

Pegawai negeri sipil (PNS) di Bagian Umum Sekretariat Daerah (Setda) Kota Blitar ini menghasilan omzet puluhan juta tiap bulan dari menangkar burung

Penulis: Samsul Hadi | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/Samsul Hadi
Dimas sedang mengecek burung puter pelung di kandang ternaknya, Jumat (19/2/2021). 

SURYAMALANG.COM, BLITAR - Berawal dari hobi, Dimas Nugroho (35), sukses berternak burung anggungan jenis puter pelung trah juara.

Pegawai negeri sipil (PNS) di Bagian Umum Sekretariat Daerah (Setda) Kota Blitar ini menghasilan omzet puluhan juta tiap bulan dari menangkar burung klangenan itu.

"Sejak dulu saya hobi ternak, khususnya burung. Saya pernah ternak burung ocehan, tapi gagal. Sekarang beralih ke burung anggungan," kata Dimas ditemui di rumahnya, Jl Barito, Kelurahan Kauman, Kepanjenkidul, Kota Blitar, Jumat (19/2/2021) sore.

Saat itu, bapak satu anak ini baru pulang dari kantor. Pria berperawakan kecil dan berkulit sawo matang itu langsung menuju ke kandang ternaknya di belakang rumah.

Pemilik Gada Bird Farm itu mengecek pakan dan minum burung puter pelung di kandang ternaknya. Dia mengisi kembali pakan dan minum burung yang habis di kandang ternak.

"Ini menjadi kegiatan rutin. Kalau pagi, sebelum berangkat ke kantor, burung saya jemur," ujarnya.

Sekadar diketahui, burung puter pelung memiliki nama lain streptopelia risoria atau ringneck dove.

Burung puter satu keluarga dengan burung dara dan merpati.

Menurut para ahli, burung puter merupakan hasil domestikasi burung African Collared Dove atau streptopelia roseogrisea.

Burung puter memiliki warna putih mulus dan coklat dengan leher warna hitam.

Meski bukan endemik Indonesia, burung puter menjadi burung khas di Nusantara terutama di Jawa.

Burung puter sudah dipelihara orang tua zaman dulu di Nusantara.

Puter pelung juga hasil persilangan dan menghasilkan mutasi suara anggunan yang khas.

Puter pelung memiliki suara anggungan panjang di bagian tengah yang membedakan dengan puter biasa.

"Puter pelung ini khas Indonesia. Kalau di luar burung puter mengalami mutasi warna, di sini (Indonesia) mengalami mutasi suara," ujar Dimas.

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved