Gempa di Jawa Timur
BMKG Jelaskan Penyebab Gempa Tektonik 6,7 SR di Malang, Terasa Mulai Surabaya, Lombok, Bali & Jogja
Ini penjelasan lengkap BMKG penyebab gempa tektonik 6,7 SR di Malang yang terasa mulai Surabaya, Lombok, Bali hingga Jogja
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
Sementara ini hingga hari Sabtu, 10 April 2021 pukul 14.25 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan.
Masyarakat juga diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Untuk menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa, masyarakat dihimbau memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal.
Pastikan bangunan tidak ada kerusakan akibat getaran gempa sebelum kembali ke dalam rumah.
Informasi resmi terkait gempa hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui media sosial terverifikasi, website telegram dan Mobile Apps.
- Cerita dan warga di Surabaya dan Kediri
Gempa yang berpusat di Kabupaten Malang membuat sejumlah warga Surabaya mengaku panik karena mengira terjadi gempa di Surabaya.
Salah satu warga Surabaya yang tinggal di daerah Jojoran mengaku rumahnya bergoyang ketika sedang salat.
Dari pengakuan Sri Mulyani, sekitar pukul 14.00 WIB dirinya sedang ibadah dan tiba-tiba ada guncangan cukup kuat.
Awalnya, Sri Mulyani menganggap guncangan itu karena penyakit vertigonya kumat, namun ternyata bukan.
Setelah anggota keluarga lain juga merasakan hal yang sama, Sri Mulyani langsung percaya kalau itu adalah gempa.
"Saya sampai batal sholat karena takut pingsan mengira vertigo saya kumat, eh ternyata gempa" tutur Sri Mulyani kepada SURYAMALANG.COM Sabtu (10/4/2021).
Baca juga: Gempa di Malang Siang Ini Dirasakan sampai Surabaya, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
• Dampak Gempa di Tulungagung, Banyak Rumah Warga yang Mengalami Kerusakan

Menurut Sri Mulyani gempa berlangsung sekitar beberapa detik atau sekitar 1 menitan.
Masih di Surabaya, warga Tenggilis Mulya juga merasakan rumahnya bergoyang 2 kali.
Menurut Rusita Sari, guncangan pertama terjadi sekitar 10 sampai 15 detik, kemudian ada guncangan lagi sekitar 8 detik.
Ketika itu, Rusita Sari sedang belajar di rumah dan mengira kursinya mau patah, tapi ternyata gempa.