Berita Batu Hari Ini

Angka Stunting di Kota Batu Harus di Bawah 10 pada 2021

Pemerintah Kota Batu menargetkan angka stunting di bawah 10 persen pada 2021.

Penulis: Benni Indo | Editor: Zainuddin
KEMKES.GO.ID
ILUSTRASI. 

SURYAMALANG.COM, BATU - Pemerintah Kota Batu menargetkan angka stunting di bawah 10 persen pada 2021.

Ada sejumlah program yang digulirkan untuk merealisasikan harapan angka di bawah 10 persen.

Salah satunya Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada seluruh balita stunting maupun non stunting serta ibu hamil.

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Batu, Hayati menjelaskan, Pemkot Batu benar-benar serius untuk atasi kasus stunting.

Berdasarkan bulan timbang per Februari 2021 lalu, angka stunting Kota Batu sebesar 14,8 persen dari data balita yang mengikuti bulan timbang.

PTM juga diberikan kepada ibu hamil guna menghindari kekurangan energi kronik (KEK) ketika janin masih dalam kandungan.

Agar meminimalisir resiko kelahiran bayi prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR).

Selain program tersebut, juga ada program pelatihan dan workshop pemberian makan pada balita (PMBA).

Materi pelatihan dan workshop juga menyangkut pengukuran dan penimbangan balita. Di samping itu, akan melakukan rekrutmen dokter konsultasi spesialis anak pada tahun 2021.

"Untuk lima lokus tertinggi kasus stunting akan kami dahulukan. Kami akan melakukan penanganan stunting mulai dari yang tertinggi terlebih dahulu," katanya.

Dinas Kesehatan Kota Batu mencatat ada lima lokus kasus stunting.

Desa Giripurno menempati urutan teratas kasus stunting sebanyak 108 balita.

Menyusul kemudian Desa Junrejo sebanyak 99 balita. Selanjutnya Kelurahan Sisir sebanyak 95 balita, Kelurahan Temas 92 balita dan Desa Gunungsari 87 balita.

Rentang usia stunting terjadi pada balita dimulai dari 6 bulan sampai 60 bulan.

"Empat program penanganan stunting akan dilaksanakan tahun ini," imbuh dia.

Berdasarkan bulan timbang per Februari 2021 lalu, angka stunting Kota Batu sebesar 14,8 persen dari 7000 balita yang mengikuti bulan timbang.

Sedangkan total keseluruhan balita ada sekitar 12.000 di Kota Batu. Berdasarkan data, tren kasus stunting Kota Batu dari tahun ke tahun menunjukkan tren positif.

Pada 2020 lalu, kasus stunting Kota Batu mencapai 23,8 persen.

Dengan adanya berbagai program tersebut Pemkot Batu optimis target angka stunting Kota Batu bisa turun dibawah 10 persen.

Sedangkan untuk target nasional tahun 2024, angka stunting ditargetkan bisa turun menjadi 14 persen.

"Sedangkan untuk Kota Batu menargetkan angka stunting di bawah 10 persen," ujarnya.

Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko menjelaskan, menurutnya kasus stunting ditengarai karena kurangnya gizi serta kasih sayang dari orang tua.

Selain itu, juga ditengarai karena banyak ibu muda yang melakukan diet tidak teratur.

Dewanti menginstruksikan agar Posyandu lebih aktif dalam upaya menanggulangi permasalahan kurang gizi.

Dewanti juga berharap kegiatan di Posyandu bisa menjadi program unggulan Dinkes Kota Batu.

"Banyak ibu muda diet ngawur. Tidak memperhatikan nutrisi yang dibutuhkan sang ibu dan anak," katanya.

Dewanti juga telah membentuk tim khusus penanganan stunting pada Maret 2021 lalu.

Perannya melakukan intervensi gizi kepada ibu hamil dan balita hingga melakukan penataan lingkungan.

Tim ini beranggotakan OPD terkait seperti Dinkes, DP3AP2KB, Dinas Sosial, Bidang Kesmas hingga Dinas PUPR.

Selain itu melibatkan anggota PKK dan Dharma Wanita Kota Batu, ahli gizi dan dokter anak, Pokja Penanggulangan Stunting.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved