BUKAN Isapan Jempol, Pengemis asal Malang Ini Berpenghasilan Rp 18 Juta Sebulan
Pengemis di Batu Malang ini mengaku berpenghasilan Rp 600 ribu per hari atau sekitar Rp 18 juta per bulan.
Penulis: Benni Indo | Editor: Bebet Hidayat
“Saya tidak punya keluarga di sini,” katanya lagi.

Sementara itu, Kasi Pelayanan Rehabilitasi Tuna Sosial dan Advokasi, Dinas Sosial Batu, Hartono menjelaskan ada 13 gepeng yang terjaring dalam razia sejak Januari 2021 lalu. Mereka yang terjaring razia mendapat pembinaan.
"Empat bulan terakhir ini secara berkala melakukan penjaringan bersama satpol PP. Setelah diamankan mereka langsung dikirim ke Panti Rehabilitasi Sosial milik Pemprov Jatim yang ada di Surabaya untuk menjalani pembinaan. Setelah itu, mereka dipulangkan,” kata Hartono.
Diakui Hartono, para gepeng yang datang ke Kota Batu berasal dari luar daerah. Mereka malu bila menjadi gepeng di daerahnya. Maka dari itu, mereka memilih tempat yang jauh dari kampung halamannya.
"Data tahun 2021 ada 13 gepeng sebelumnya tahun 2020 lalu kami telah menjaring 70 gepeng. Kebanyakan dari luar kota,” imbuh dia.
Dinsos Batu tengah menggodok Ranperda Penyelenggaraan Trantibum dan Perlindungan Masyarakat sehingga ada payung hukum jelas bagi pelanggar, baik penerima maupun pembeli.
"Setiap Ramadan hadirnya gepeng musiman akan lebih banyak,” pungkasnya.
Pura-pura Lumpuh
Seorang pengemis bernama Alim Muhtar (29) diamankan Satpol PP Sukoharjo, Jawa Tengah.
Pengemis tersebut pura-pura lumpuh hingga ngesot untuk mendapat simpati dari orang.
Baca juga: Mandi Hari Raya Idul Fitri, Begini Cara Mandi Wajib Laki-Laki dan Perempuan Menurut Agama Islam
Dengan caranya itu, Alim bisa mendapatkan uang hingga jutaan rupiah setiap bulannya.
Ia beraksi di Pasar Ir Soekarno, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Awalnya pengemis ini berlagak cacat dengan tidak bisa jalan dan ngesot.
Namun, saat diamankan petugas pria asal Jember, Jawa Timur ternyata bisa berdiri.
Ternyata cara itu dilakukan pengemis untuk menarik iba masyarakat.
