7 Aturan Mendaki Gunung Semeru Mulai Perlengkapan, Jalur hingga Batasan Membawa Botol Kemasan
Simak 7 aturan mendaki Gunung Semeru mulai perlengkapan, jalur hingga batasan membawa botol kemasan termasuk lokasi mendirikan tenda
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM, MALANG - Berikut tujuh aturan pendakian Gunung Semeru yang wajib diketahui calon pendaki sebelum menjajaki puncak Mahameru.
Aturan ini berkaitan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Penerapan aturan dibuat demi menjaga pengamanan pendakian dan perlindungan keanekaragaman hayati di Gunung Semeru.
Seperti diketahui, Gunung Semeru masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sebagai kawasan pelestarian alam untuk tetap menjaha ekosistem asli.
Flora yang berada di wilayah Gunung Semeru beraneka ragam jenisnya tetapi banyak didominir oleh pohon cemara, akasia, pinus, dan jenis Jamuju.
Sedangkan untuk tumbuhan bawah didominir oleh kirinyuh, alang-alang, tembelekan, harendong dan edelwiss putih. Edelwiss juga banyak ditemukan di lereng-lereng menuju puncak Semeru seperti dikutip dari Wikipedia.

Terdapat pula beberapa jenis anggrek endemik yang hidup di sekitar Gunung Semeru bagian selatan.
Banyak fauna yang menghuni gunung Semeru antara lain: macan kumbang, budeng, luwak, kijang, kancil, dll.
Sedangkan di Ranu Kumbolo terdapat belibis yang masih hidup liar.
Itu sebabnya, pendaki harus tetap menjaga etika dan mentaati 7 aturan ketika mendaki di gunung Semeru berikut ini seperti dikutip dari situs resmi TNBTS:
1. Setiap pendaki harus menggunakan perlengkapan/personal use yang memenuhi standar pendakian;
2. Pendaki harus tetap berjalan pada jalur yang telah ditentukan;
3. Pendaki harus mematuhi rekomendasi batas aman pendakian yang diberikan Balai Besar TNBTS;
4. Tempat mendirikan tenda hanya di lokasi yang telah ditentukan yaitu Ranu Kumbolo dan Kalimati;