Pria Jember Ini Ambil Celurit Lalu Habisi Nyawa Tetangganya Cuma Karena Suara Batuk

Hasan Hasan (70) warga Desa Tegalrejo Kecamatan Mayang menghabisi nyawa tetangganya Misran (50) gara-gara merasa jengkel pada korban yang batuk

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Sri Wahyunik
Petugas dan warga saat mengevakuasi korban Misran yang dihabisi tetangganya cuma karena alasan batuk, Jumat (2/7/2021) 

SURYAMALANG.COM , JEMBER  - Sebuah peristiwa pembunuhan terjadi di Jember cuma karena suara batuk.

Hasan Hasan (70) warga Desa Tegalrejo Kecamatan Mayang menghabisi nyawa tetangganya Misran (50) gara-gara merasa jengkel, menganggap korban batuk dan menghina dirinya.

Pelaku menghabisi nyawa korban menggunakan celurit yang diambil dari rumahnya.

Parahnya, korban Misran sebenarnya adalah korban salah sasaran karena sebenarnya yang sedang batuk ketika pelaku melintas adalah tetangganya yang lain, Karno.

Peristiwa pembunuhan itu sendiri terjadi, Jumat (2/7/2021) sore, di dekat rumah Hasan.

Kasus ini tengah ditangani Polsek Mayang .

Kapolsek Mayang Iptu Bejul Nasution mengatakan, sejauh ini pihaknya masih memeriksa saksi dan lokasi kejadian, hingga pukul 02.00 Wib, Sabtu (3/7/2021). 

"Kami sudah mengamankan tersangka, cuma belum memeriksanya. Karena pemeriksaan saksi-saksi juga lokasi kejadian baru selesai tadi dini hari jam 2. Sehingga motif belum bisa kami sampaikan. Kalau dari cerita warga sekitar ya seperti itu," ujar Bejul ketika dihubungi SURYAMALANG.COM, Sabtu (3/7/2021).

Warga setempat menyebut pembacokan terhadap Misran akibat masalah sepele yakni batuk.

Namun di sisi lain, Misran juga disebut sebagai korban salah sasaran.

Warga Desa Tegalrejo Kecamatan Mayang, Ahmad Faesol menceritakan, peristiwa itu bermula ketika Misran sedang berbincang dengan tetangganya yang bernama Karno di gardu depan rumah Misran.

Karena dirasa sudah sore, Karno berpamitan pulang kepada Misran.

Saat berpamitan itulah, Karno batuk. Ketika itu, Hasan disebut sedang berjalan ke arah lokasi Karno dan Misran duduk, sehingga mendengar batuk tersebut.

"Batuk itu dinilai sebagai bentuk mencela terhadap pelaku. Padahal tidak ada niatan itu. Kemudian Pak Hasan ini balik ke rumahnya dan kembali lagi membawa celurit. Jarak rumahnya dengan gardu rumah Pak Misran ini dekat, hanya sekitar 20 meter," ujar Faesol.

Setibanya di gardu rumah Misran, Hasan hanya berucap maaf dalam Bahasa Madura kepada Misran.

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved