Profil Indra Rudiansyah, Peneliti Indonesia Penemu Vaksin AstraZeneca Bersama Tim Sarah Gilbert

Profil Indra Rudiansyah, peneliti Indonesia penemu vaksin AstraZeneca bersama tim Sarah Gilbert, begini proses dan kerja keras mereka

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Eko Darmoko
Suryamalang.com/kolase Dok.Pribadi via Kompas.com/Canva.com
Indra Rudiansyah (kiri) peneliti Indonesia penemu vaksin AstraZeneca yang bergabung bersama tim Sarah Gilbert 

Indra memang sedang menjalani pendidikan S3 Clinical Medicine di Universitas Oxford dengan penelitian thesis terkait vaksin malaria.

Namun, langkahnya diambil sebagai sikap nyata untuk berpartisipasi dalam pembuatan vaksin yang sedang dibutuhkan banyak orang.

AstraZeneca juga tampil dalam video perkenalan tim riset yang dirilis Deutsche Bank pada Februari lalu.

Lewat publikasi itu, masyarakat kemudian menyadari sosok peneliti muda yang membanggakan ini.

  • Menjamin vaksin diproduksi dengan benar

Vaksin AstraZeneca merupakan salah satu yang pertama kali dipakai di Indonesia, selain Sinovac.

Sayangnya, program vaksinasi di Indonesia masih belum berjalan lancar karena berbagai sebab.

Masih banyak masyarakat yang meragukan efektivitas vaksin ini, karena dianggap produksinya terlalu kilat dan berbagai kecurigaan lainnya.

Sebagai orang yang terlibat langsung dalam produksinya, pemuda Bandung ini menjelaskan vaksin AZ dibuat dengan proses yang layak dan sesuai.

Proses pengembangan vaksin ini hanya membutuhkan waktu enam bulan sudah menghasilkan data uji preklinis dan initial data untuk safety, serta imunogenitas pada manusia.

Ilustrasi peneliti, Penemu Vaksin AstraZeneca Bersama Tim Sarah Gilbert
Ilustrasi peneliti, Penemu Vaksin AstraZeneca Bersama Tim Sarah Gilbert (Canva.com)

Studi dilakukan terhadap 560 orang dewasa yang sehat, termasuk 240 orang berusia di atas 70 tahun.

"Biasanya untuk vaksin baru paling tidak memerlukan waktu lima tahun hingga tahapan ini," ujar alumnus S2 Bioteknologi ITB dengan Fast Track Program itu.

Hasilnya, vaksin AstraZeneca lebih dapat ditoleransi pada orang yang lebih tua daripada orang dewasa muda.

Meski harganya termurah, efikasi atau kemanjurannya tergolong tinggi, termasuk mencegah infeksi varian Delta.

Indra juga menambahkan, vaksin yang beredar saat ini berstatus emergency used sehingga clinical trial masih terus berjalan.

Pasien yang sudah divaksinasi akan terus dipantau untuk mendapatkan data lebih lanjut tanpa menghilangkan prinsip utamanya untuk mengurangi dampak infeksi Covid-19.

Ikuti artikel terkait Indra Rudiansyah, vaksin AstraZeneca dan Sarah Gilbert lainnya. 

Penulis: Sarah Elnyora/ SURYAMALANG.COM

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved