Berita Surabaya Hari Ini
Generasi Milenial Rentan Stres dan Alami Gangguan Mental, Ini Tips Spesialis Kejiwaan FK Unair
Generasi milenial rentan mengalami stres karena usia generasi milenial sangat dinamis dan sangat dituntut untuk mengikuti perubahan
Penulis: sulvi sofiana | Editor: isy
Sementara stres atau pasca trauma setara dengan orang lumpuh.
“Kenapa kita sering mendengar untuk menjaga imunitas tubuh kita harus pintar mengelola stres, hal itu karena kortisol dapat merusak ke tingkat seluler jika diproduksi secara berlebihan,” jelasnya.
Meskipun generasi milenial adalah generasi yang rentan stres, mereka memiliki fleksibilitas yang masih baik, sehingga itu menjadi daya tahan mereka terhadap stres.
Dengan semakin banyak konten media sosial yang membahas kesehatan mental, hal itu dapat meningkatkan kesadaran mereka terhadap kesehatan mental.
Sebaliknya hal tersebut bisa menjadi bumerang bagi mereka.
Karena semakin tinggi kesadaran akan kesehatan mental, banyak generasi milenial yang melakukan diagnosis sendiri (self diagnosis) sehingga dapat menyebabkan Cyberchondriasis atau khawatir berlebihan terhadap suatu penyakit karena mencari info kesehatan melalui internet, bukan langsung datang ke profesional.
“Meskipun saya psikiater, saya tidak mendiagnosis diri sendiri. Saya harus melalui konfirmasi orang lain, karena ada yang namanya distorsi kognitif atau unsur emosional yang cenderung melebihkan atau mengurangi gejala,” ungkapnya.
Iapun berpesan bahwa datang ke profesional seperti psikiater atau psikolog tidak harus saat sakit.
Jika hanya ingin mengobrol atau curhat itu sangat diperbolehkan.
Selain profesional, ada orang lain yang dapat membantu seperti keluarga, teman, dan support group.
“Kalau pada saat darurat tengah malam, Anda bingung cerita ke siapa, sekarang ada banyak platform kesehatan mental yang tersedia 24 jam, Anda bisa memanfaatkan itu,” tutupnya.