Berita Malang Hari Ini
Isoter Disebut Belum Optimal, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan akan ke Kota Malang
Malang Raya jadi sorotan nasional seusai penanganan Covid-19 sempat disentil oleh Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: isy
Berita Malang Hari Ini
Reporter: Rifky Edgar
Editor: Irwan Sy (ISY)
SURYAMALANG.COM | MALANG - Malang Raya kini menjadi sorotan nasional seusai penanganan Covid-19 sempat disentil oleh Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut pun berencana bertolak ke Kota Malang pada Jumat (13/8/2021) besok untuk melihat langsung kondisi penanganan Covid-19 di Malang Raya.
Sebelum datang ke Malang, terlebih dulu Tim Ahli dari Menko Marves melakukan pertemuan dengan Wali Kota Malang, Sutiaji di Balaikota Malang, Kamis (12/8/2021).
Di sana, penanganan Covid-19 di Kota Malang menjadi pembahasan.
Salah satunya ialah berkaitan dengan isolasi terpadu di Kota Malang yang harus dioptimalkan.
"Isoter itu harus diaktifkan karena kasusnya tinggi. Jika ada ibu hamil ditarik ke isoter, tidak bisa isolasi mandiri di rumah. Karena jika hanya mengandalkan kampung tangguh dan PPKM Mikro, tidak mampu. Tenaga kesehatan tidak mampu menjangkau," ucap Deputi Koordinasi Bidang Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto.
Dengan memaksimalkan isoter kata Septian bisa dimanfaatkan oleh pasien positif Covid-19 di Kota Malang.
Mengingat jumlah kasus Covid-19 di Kota Malang saat ini setiap harinya juga masih cukup tinggi.
Hal tersebut sama saja dengan penguatan kampung tangguh apabila tidak diiringi dengan ketersediaan tenaga kesehatan (nakes).
"Harapannya, Pemkot Malang tidak hanya sekedar memperkuat kampung-kampung tangguh yang ada di masing-masing kelurahan saja tapi juga harus ada nakesnya," ucapnya.
Hal yang sama juga berkaitan dengan data untuk penanganan Covid-19 yang belum dirasa optimal, di mana pendataan di Kota Malang seperti angka kesembuhan belum di-update tepat waktu yang membuat data di pemerintah pusat tidak sama dengan data yang di lapangan.
"Kami mengingatkan, data kesembuhan ini harus di-update. Memang kadang surveillance (pengawasan) itu banyak orang. Di puskesmas gak cek lagi di sistem, ternyata tidak terupdate," ucapnya.
Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji kini sedang melakukan berbagai macam persiapan yang akan disampaikan saat bertemu Luhut, di antaranya ialah berkaitan dengan data penambahan kasus Covid-19, kematian, kesembuhan, keterisian tempat tidur di Rumah sakit rujukan covid-19 hingga tempat isolasi terpadu (isoter).
"Persiapan ketemu nanti biasa aja. Kita akan ngomong apa adanya sesuai dengan data. Salah satunya tingkat kesembuhan kita 1.478 masih belum masuk di pusat. Termasuk menyiapkan isoter dan lain-lain," ucapnya.
Berkaitan dengan isoter ini, Sutiaji akan menjelaskan, bahwa Kota Malang saat ini sudah memiliki isoter.
Isoter tersebut ditempatkan di Rusunawa, tempat pembelajaran di Blimbing (SKB) dan di VEDC Arjosari.
Tidak menutup kemungkinan juga Sutiaji akan menambah tempat tidur di sejumlah rumah sakit Covid-19 di Kota Malang, setelah mendapatkan arahan dari pusat.
Meski untuk menambah tempat tidur tersebut diakuinya tidaklah mudah, karena ada sejumlah kendala.
"Penambahan tempat tidur tidak semudah apa yang diminta oleh pusat. Tarik ulur kita dengan penambahan tempat tidur itu kaitannya dengan nilai tekan provinsi atau daerah, kepada rumah sakit. Ketika kami koordinasi dengan persatuan rumah sakit Indonesia itu, mengatakan bahwa tidak semudah itu," ucapnya.