Berita Bangkalan Hari Ini
Motif Asmara di Balik Aksi Penembakan di Bangkalan, Eksekutornya Ternyata 'Pacar Baru' istri Korban
Polisi mengungkap adanya motif asmara di balik aksi penembakan dengan korban ES (39), warga Dukuh Pakis, Surabaya yang terjadi di Bangkalan
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Dyan Rekohadi
Berbekal itulah, Tim Satreskrim Polres Bangkalan dibantu Ditreskrimum Polda Jatim memulai melakukan pemetaan terkait keberadaan para pelaku.
Penangkapan pertama dilakukan kepada SY selaku eksekutor penembakan di Wonoayu, Sidoarjo pada Selasa (10/8/2021) pukul 16.00 WIB.
Satu jam kemudian, polisi bergerak ke kawasan Dukuh Pakis, Kota Surabaya untuk membekuk DD.
Selanjutnya pelaku ketiga, FZ ditangkap ketika berada di rumah kos di Kelurahan Kraton, Kota Bangkalan pada pukul 18.30 WIB.
“Ketiga tersangka dan korban sama-sama bekerja sebagai teknisi instalasi jaringan internet. SY dan DD ditangkap ketika sedang memperbaiki jaringan internet tetapi di lokasi berbeda,” jelasnya.
Persekongkolan Penembakan
Kapolres Bangkalan, AKBP Alith Alarino memaparkan para pelaku telah berbagi tugas sebelum menjalankan aksi penembakan pada korbannya.
Tersangka DD berperan memutus jaringan Wi-fi, Rabu (4/8/2021) di lokasi kejadian yang menjadi area tanggung jawab korban.
Hal itu dilakukan DD untuk memancing korban ES agar mudah dilakukan eksekusi.
Sesuai SOP perusahaannya, korban menindaklanjuti gangguan jaringan internet tiga hari setelah laporan pelanggan.
Selepas itu, giliran peran FZ yang pura-pura membantu korban memperbaiki kerusakan jaringan.
Namun tanpa sepengetahuan korban, FZ berperan memberikan informasi kepada eksekutor SY kapan waktu yang tepat untuk mengeksekusi.
“Kepada SY, pelaku FZ meminta waktu dua jam karena masih membantu korban. FZ berpamitan pulang pura-pura mengecas batrei, namun di balik itu FZ kembali menelpon SY dengan mengatakan, ‘Silahkan kerjakan, saya sudah keluar dari lokasi (TKP),” papar Alith.
Tanpa basa-basi, lanjut Alith, eksekutor SY langsung menembakkan senpi rakitan jenis revolver di hadapan anak korban, Putri.
Melihat ayahnya ambruk, Putri berlari sekuat tenaga karena ketakutan.