Berita Surabaya Hari Ini

Warga Perkuat Gotong Royong di Masa Pandemi, Ketua DPRD: Holopis Kuntul Baris Hadapi Kesulitan

Nenek Sumirah (88)luput dari bantuan apa pun dari Pemkot Surabaya. Kondisi ini mendapatkan perhatian Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Penulis: faiq nuraini | Editor: Zainuddin
istimewa
GOTONG ROYONG - Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono bersama Wali Kota Eri Cahyadi saat membagikan paket bantuan sembako kepada warga di Kampung Tambaksari. 

SURYAMALANG.COM - Nenek Sumirah (88), warga kos sebatang kara di Simo Jawar, Kelurahan Simomulyo Baru, Kecamatan Sukomanunggal, luput dari bantuan apa pun dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

Kondisi ini mendapatkan perhatian Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Kata Eri, tidak boleh ada lagi warga Surabaya yang tanpa perhatian.

Ketika berita itu muncul di media, Wali Kota Eri meminta jajarannya turun membawa bantuan.

Partai-partai politik juga turun memberikan bantuan.

Begitu juga instansi pemerintah yang lain juga turun.

Masa pandemi covid-19 memang telah memantik jiwa gotong royong di kalangan pemerintah, TNI-Polri, pengusaha, politisi, dan seluruh lapisan masyarakat.

"Surabaya hebat karena warganya hebat-hebat. Dengan kebersamaan yang terus dipupuk dan diperkuat, insya Allah kita bisa melewati masa pandemi," ujar Wali Kota Eri Cahyadi.

Jiwa gotong-royong pun lahir dari usia dini. Pemkot Surabaya dikejutkan dengan bantuan uang tunai Rp 1,047 miliar dari para pelajar SD-SMP di Kota Pahlawan ini.

Para pelajar itu juga menyerahkan 134,5 ton beras, 35.628 liter minyak goreng, 42,7 ton gula, dan 11.401 dus mie instan.

Mereka mengumpulkan dari hasil urunan uang saku. Atau hasil “jimpitan”, mekanisme gotong royong yang telah lama dikenal di masyarakat.

"Apa yang dilakukan para pelajar Surabaya ini adalah keteladanan sekaligus kabar gembira bahwa ternyata tradisi gotong royong telah mengakar sejak dini di kalangan generasi belia kita,” ujar Adi Sutarwijono, Ketua DPRD Kota Surabaya.

Bantuan itu diterima Wali Kota Eri Cahyadi, didampingi Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono, dan jajaran pimpinan lainnya.

Selain dari para pelajar, hari itu bantuan juga diberikan oleh kelompok agama, pengusaha, para dermawan dan organisasi sosial, yang berupaya meringankan beban Kota Surabaya.

Kota Surabaya telah tumbuh sebagai kota metropolitan, yang dihuni oleh warga dari bermacam budaya, suku, etnis, golongan, dan agama. Juga banyak segregasi politik.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved