Berita Surabaya Hari Ini
Dindik Jatim Gelar Millenial Entrepreneur Award 2021 untuk Siswa SMA Double Track di Jatim
Dindik Jatim terus menguatkan program SMA double track (SMA DT) dengan menggelar Millenial Entrepreneur Award 2021 untuk SMA Double Track di Jatim
Penulis: sulvi sofiana | Editor: isy
”SMA Double Track adalah salah satu inovasi program pendidikan di Jatim, dan satu-satunya di Indonesia. Dan vokasi ini sangat penting,” jelasnya.
Lomba Kemandirian Kelompok
Bentuk apresiasi itu dikemas melalui lomba kemandirian kelompok usaha siswa (KUS) dari perwakilan sekolah pelaksana SMA Double Track.
Lomba tersebut juga memadukan beberapa skill yang diintegrasikan dengan media online seperti toko online dan digital marketing.
Lomba tersebut juga dihelat sebagai upaya akselerasi cipta kerja dan cipta usaha.
Ada 1.916 KUS dari 158 lembaga yang berpartisipasi.
Dibentuknya KUS sekaligus menjawab tantangan yang dihadapi oleh para trainer untuk menjangkau para siswa di masa pandemi Covid-19.
Melalui KUS, para trainer dapat lebih fokus pada kelompok usaha yang jumlahnya lebih kecil dibanding bila harus menjangkau per individu.
Libatkan Tujuh Ketrampilan Lomba
KUS tersebut, tambah Wahid berasal dari tujuh bidang keterampilan program SMA Double Track, yakni, multimedia, teknik elektro, teknik listrik, tata boga, tata busana, tata kecantikan, dan teknik kendaraan ringan.
Adapun penghargaan Milenial Entrepreneur Award meliputi delapan kategori, yakni, omset kelompok usaha siswa (KUS) terbaik, poster produk KUS terbaik, video story KUS terbaik, video promosi KUS terbaik, aktivitas marketplace KUS terbaik, sinergi DUDI dengan KUS terbaik, keunikan produk KUS terbaik, dan omset usaha alumni terbaik.
”Semua SMA ke depan diharapkan bisa memberikan pendidikan vokasi. Karena KUS ini untuk memberikan bekal awal sebelum menjadi startup secara mandiri. Dengan begitu bisa menciptakan startup-startup baru. Bisa juga menjadi karyawan yang profesional. Memiliki keterampilan, pengetahuan, dan keberanian karena sudah pernah belajar di KUS. Dan tentu tetap memiliki akademi yang tinggi,” terang Wahid.
Tantangan SMA DT
Kepala Bidang Pembinaan SMA Dindik Jatim, Ety Prawesti, menambahkan kevdepan tantangan pengembangan SMA-DT adalah skills dan kreativitas para traniner yang berasal dari guru di sekolah bersangkutan.
Hal itu dirasa lebih penting daripada merekrut trainer dari profesional atau praktisi dari pihak luar.