Berita Malang Hari Ini
Melihat Konservasi Edelweiss Binaan BI Malang di Desa Wonokriti Kabupaten Pasuruan
BI Malang memberikan bantuan PSBI dan fasilitasi pengembangan pariwisata kepada Kelompok Tani (Poktan) Hulun Hyang Taman Edelweiss.
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: isy
Berita Malang Hari Ini
Reporter: Rifky Edgar
Editor: Irwan Sy (ISY)
SURYAMALANG.COM | MALANG - Bunga Edelweiss merupakan salah satu tumbuhan yang mampu hidup di daerah ketinggian di atas 1.000 mdpl.
Edelweiss juga merupakan tumbuhan, yang dilindungi dan dilarang bagi setiap orang untuk memetiknya di alam liar.
Tumbuhan yang juga memiliki sebutan bunga abadi tersebut, kini sedang dibudidayakan oleh kelompok tani desa edelweiss yang terletak di Wonokitri, Kabupaten Pasuruan.
Kelompok tani yang menyebut dirinya Hulun Hyang tersebut, kini telah membudidayakan tiga jenis bunga edelweiss.
Proses budidaya dan konservasi bunga edelweiss itu dilakukan oleh mereka, lantaran sulitnya masyarakat suku Tengger untuk mendapatkan bunga abadi itu.
Pasalnya, masyarakat suku Tengger, selalu memanfaatkan bunga edelweiss untuk acara ritual adat.
Hal inilah, yang menjadi alasan kelompok tani desa edelweiss melakukan budidaya bunga edelweiss, agar tetap lestari dan abadi di alam.
"Awal mula konservasi ini kami lakukan pada tahun 2016 silam. Baru di tahun 2018, kelompok tani kami yang kini berjumlah 30 orang mulai membudidayakan bunga edelweiss. Konservasi ini kami lakukan dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan warga suku Tengger dalam melakukan ritual adat," ujar Teguh Wibowo, Ketua Kelompok Tani Desa Edelweiss Wonokriti.
Kelompok tani Hulun Hyang, yang mengembangkan budidaya bunga edelweiss ini juga diresmikan pada Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di lahan milik desa seluas setengah hektar untuk dijadikan Taman Edelweiss
Pembudidayaan dan konservasi taman Edelweiss juga mendapat izin resmi, dari Kementerian Kehutanan Lingkungan Hidup (KLHK), di mana Poktan Hulun Hyang secara legal dapat memperjualbelikan bunga edelweiss hasil dari budidaya kepara para wisatawan yang datang ke taman Edelweiss.
Para wisatawan juga bisa melihat secara langsung proses pembudidayaan, mulai dari pembibitan, hingga memetik langsung bunga edelweiss.
Kegiatan budidaya bunga edelweiss di Wonokitri ini telah memenuhi permintaan ritual adat masyarakat suku Tengger.
Masyarakat suku Tengger bisa diperbolehkan secara gratis untuk mengambil bunga edelweiss langsung dari taman Edelweiss untuk ritual keagamaan.
"Dengan adanya taman edelweiss ini menjadikan konservasi bunga edelweiss terjaga dan sarana ritual suku Tengger juga terjaga. Karena awal mula dari konsep awal, bayangan kami adalah ke arah konservasi dan budidaya," terangnya.
Baru pada tahun 2019, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang memberikan bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) dan fasilitasi pengembangan pariwisata kepada Kelompok Tani (Poktan) Hulun Hyang Taman Edelweiss.
Bentuk bantuan PSBI itu berupa pembangunan sarana dan prasarana Taman Edelweiss serta pengembangan pariwisata melalui capacity building.
Yang di antaranya ialah pembangunan fisik sarana dan prasarana di Taman Edelweiss secara bertahap pada tahun 2019-2020 yang meliputi pembangunan rumah tiket, gapura selamat datang, pembangunan tempat pembibitan edelweiss, tempat penyapihan bibit, toilet, musala, kafe dan peralatannya.
Kemudian pelatihan Gastronomi yang meliputi pembuatan makanan khas dan oleh-oleh.
Selanjutnya elatihan Manajemen Kafe yang meliputi pengelolaan kafe, basic manual brewing, cupping, dan penyajian menu.
Dan terakhir pelatihan Art and Culture Tourism yang meliputi photo booth, foto spot dan time choice.
"Dengan adanya bantuan dari BI Malang ini, kini taman edelweiss menjadi kawasan wisata dan edukasi bagi wisatawan yang datang ke sini. Hal ini menumbuhkan aktivitas ekonomi baru bagi Poktan Hulun Hyang," terangnya.
Hingga saat ini Taman Wisata Edelweiss telah dikunjungi oleh warga umum hingga dari luar daerah.
Bahkan di Oktober 2021 kemarin, jumlah pengunjung yang datang ke taman edelweiss mencapai 3.319 orang.
"Kami (BI Malang) masuk untuk mengembangkan taman edelweiss ini menjadi ekonomi wisata. Karena ini juga menjadi bagian dari investasi Bank Indonesia," ucap Azka Subhan, Kepala KPW BI Malang.
Beragam pelatihan dan edukasi, guna mengembangkan konservasi taman edelweiss ini telah dilakukan oleh BI dengan mengajak sejumlah akademisi dari perguruan tinggi yang ada di Kota Malang.
Total Kpw BI Malang telah menggelontorkan dana hingga Rp 700 juta guna membantu kawasan konservasi taman edelweiss.
Azka pun berharap, ke depan konservasi taman edelweiss semakin berkembang.
Terutama dengan beragam fasilitas untuk kegiatan ekonomi diharapkan dapat berpengaruh terhadap Poktan Hulun Hyang.
"Dengan adanya pengunjung untuk kepentingan konservasi dan bisnis kafe ini menjadikan adanya sebuah kegiatan ekonomi untuk destinasi wisata baru. Semoga taman edelweiss bisa semakin terus berkembang dan dapat meningkatkan perekonomian warga sekitar," tandasnya.