Gunung Semeru Meletus
UPDATE Penanganan Korban Erupsi Gunung Semeru, 44 Orang Dilaporkan Hilang
Data Posko Pengungsian Desa Sumberwuluh menyebutkan laporan 32 orang hilang, dan di Posko Pengungsian Desa Penanggal menerima laporan 12 orang hilang
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, LUMAJANG - UPDATE atau kondisi terkini proses penanganan korban bencana erupsi Gunung Semeru hari ini, Senin (6/12/2021) adalah data laporang orang hilang yang terus bertambah.
Dari data yang terkumpul tercatat jumlah orang hilang akibat erupsi Gunung Semeru mencapai puluhan orang.
Data dari Posko Pengungsian Desa Sumberwuluh menyebutkan laporang orang hilang sudah mencapai 32 orang.
"Kalau yang sudah ditemukan 7 orang, tapi semua sudah dalam keadaan tewas," kata Abdul Aziz Kepala Desa Sumberwuluh, Senin (6/12/2021).
Sedangkan di Posko Pengungsian Desa Penanggal menerima informasi ada 12 orang hilang.
Dari jumlah itu, dua orang sudah ditemukan dalam keadaan selamat.
Keduanya atas nama Sarjuk, warga Desa Sumbermujur dan Sengku Rahajo, warga Desa Curah Koboan.
"Bapak Sarjuk ditemukan di rumah salah satu warga Dusun Gunung Gending Desa Penanggal. Sedangkan Sengku Raharjo ditemukan di kawasan Loji atau Pos Pantau Gunung Sawur Desa Sumberwuluh," kata Faisal, petugas pendata Posko Desa Penanggal.
Hingga kini, pencarian terus dilakukan. Terlebih, di semua posko sudah membuka pos pelaporan orang hilang.
Oleh karena itu, warga yang merasa kehilangan saudara atau keluarganya bisa segera melapor ke posko terdekat.
Data Korban
Berdasarkan data terkini yang dihimpun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Minggu (5/12/2021), pukul 17.30 WIB, jumlah korban meninggal dunia akibat letusan Gunung Semeru sebanyak 14 orang.
BNPB terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Lumajang terkait pemutakhiran data dampak erupsi.
"Korban meninggal dunia teridentifikasi di dua kecamatan, yaitu 11 orang meninggal dunia di Kecamatan Pronojiwo, sedangkan 3 orang meninggal dunia di Kecamatan Candipuro," kata Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatinkom) BNPB Abdul Muhari Ph.D dalam keterangan pers Perkembangan Hari Kedua Pasca Erupsi Gunung Semeru, Senin (6/12/2021).
Rincian korban meninggal yang ada di dua kecamatan, antara lain Kecamatan Pronojiwo 6 orang, Kecamatan Candipuro 5 orang, dan 3 korban lainnya masih dalam proses identifikasi.
Terdapat satu korban meninggal atas nama Besut (50) di Desa Sumberwuluh. Korban lainnya masih dalam proses identifikasi.
Adapun perkembangan data penanganan korban luka berat sebanyak 35 orang meliputi 8 orang di Rumah Sakit dr. Haryoto, 16 orang di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasirian, 3 orang di Rumah Sakit Bhayangkara, dan 8 orang di Puskesmas Penanggal
"Untuk korban luka lainnya sejumlah 21 orang, sehingga total keseluruhan korban luka sebanyak 56 orang," imbuhnya.
Selain itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang juga melaporkan sebanyak 5.205 jiwa terdampak kejadian sebaran awan panas guguran yang terjadi pada Sabtu lalu.
Sampai saat ini BPBD setempat masih melakukan pendataan terkait jumlah korban terdampak dan perkembangan jumlah orang yang mengungsi menjadi 1.300 jiwa.
Merespons bencana erupsi Gunung Semeru, Bupati Kabupaten Lumajang, Thoriqul Haq, menetapkan status Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru selama 30 hari terhitung mulai 4 Desember 2021 sampai dengan 3 Januari 2022 berdasarkan Surat Keputusan Nomor 188.45/525/427.12/2021.
Bupati Kabupaten Lumajang juga menetapkan Komando Tanggap Darurat Bencana Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru yang dipimpin oleh Komandan Distrik Militer 0821 Lumajang, bersama Komandan Bataliyon Infantri 527 sebagai Wakil Komandan I, Kepala Kepolisian Resor Lumajang sebagai Wakil Komandan II dan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lumajang sebagai sekretaris.
6 Anjing Satwa K-9 Milik Polisi Dikerahkan Cari Korban Erupsi Gunung Semeru
Enam ekor anjing Unit Satwa K-9 Polda Jatim telah dikerahkan langsung berdasarkan instruksi Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta dalam upaya pencarian korban hilang akibat erupsi Gunung Semeru di Lumajang.
Tidak hanya mengerahkan Unit Satwa K-9 Polda Jatim. Dalam aspek penanganan bencana lainnya, Polda Jatim juga telah mengirim personel dari Tim Medis Biddokkes, Tim DVI, tim dapur umum, dan tim air bersih.
Tak berhenti di situ, Polda Jatim juga telah mengerahkan peralatan dan kendaraan terkait bencana alam erupsi itu.
Di antaranya, mobil SAR, mobil dapur lapangan, mobil reapiter, mobil water treatment, ambulance. Selanjutnya, satu Helikopter juga telah dikirimkan dan siap dioperasikan di lokasi bencana
"Segala unsur kekuatan terbaik yang dimiliki Polri dikerahkan untuk membantu warga yang menjadi korban Erupsi Gunung Semeru. Seluruh sarana dan prasarana kami maksimalkan guna meringankan beban masyarakat," ujar Nico pada awak media di Lumajang, Minggu (5/12/2021).
Sementara itu, upaya pencarian dari Tim Brimob dibantu dengan Tim K-9 hingga Minggu sore, terpaksa harus dihentikan, mengingat cuaca di lokasi turun hujan dan tidak memungkinkan untuk di lanjutkan dalam pencarian korban.
Lalu, catatan perihal jumlah korban terdampak. Warga yang mengungsi di pos pengungsian Balai Desa Penanggal sampai dengan minggu (5/12/2021) sore sebanyak 206 pengungsi
Ratusan pengungsi itu dari 4 desa, diantaranya Desa Kajar kuning, Curah Kobokan, Kebon Seket, dan Wonosari.
Saat ini mereka membutuhkan masker, pakaian bersih, makanan, dan obat obatan.
Sekadar diketahui, hari kedua pascaerupsi, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menginginkan dua kepala daerah Lumajang dan Malang saling menguatkan untuk penanganan bencana.
Termasuk, segera membangun Jembatan Piket Nol yang putus akibat erupsi. Mengingat jembatan itu merupakan jalur alternatif menuju Lumajang-Malang.
Selain Gubernur Khofifah, Menteri Sosial Tri Rismaharini juga menyampaikan hasil monitoringnya. Bahwa lapangan di Desa Penanggal menjadi lokasi yang paling aman untuk mengamankan diri ancaman erupsi susulan.
"Menurut PVMBG masih akan ada potensi semburan jadi kita harus prepare yang teraman. Nanti akan kami kirimkan 20 tenda kalau warga mau menemukan," ujarnya mantan Walikota Surabaya itu, saat meninjau lokasi, Minggu (5/12/2021).
(Tony Hermawan/ Luhur Pambudi)