Berita Malang Hari Ini

Dosen Ma Chung Bikin Mouse Khusus untuk Memudahkan Difabel Mendapat Pekerjaan

"Kami berharap mereka bisa menggerakkan kursor mouse di komputer agar menggerakkan sisa tubuh yang berfungsi," jelas dia.

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: rahadian bagus priambodo
Humas/UMC
Dosen Teknik Informatika Universitas Ma Chung (UMC) Dr Eng Romy Budi W MT membuat mouse untuk difabel, khususnya tuna daksa. Launching dilakukan pada 23 Desember 2021 di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. 

SURYAMALANG.COM|MALANG- Dosen Teknik Informatika Universitas Ma Chung (UMC) Dr Eng Romy Budi W MT membuat mouse untuk difabel. Hal ini karena di tempatnya ada Lab Human Machine Interaction (HMI).

"Kami punya ide membuat mouse difable, terutama untuk tuna daksa," jelas Romy pada suryamalang.com, Rabu (29/12/2021). 

Utamanya bagi tuna daksa yang tidak punya lengan bawah.

"Kami berharap mereka bisa menggerakkan kursor mouse di komputer agar menggerakkan sisa tubuh yang berfungsi," jelas dia.

Di lengan yang ada dipasang sensor yang bisa menggerakkan kursor. Dalam timnya ada mahasiswa yang ikut program PKL dan skripsi. Sedang untuk klik kiri kanan memakai pedal kaki seperti mesin jahit.

Sedang alasan membuat alat ini karena biasanya orang difabel sulit mencari kerja.

Jika sudah bisa menggerakkan mouse, ia berharap mungkin pekerjaan akan terbuka untuk mereka. Misalnya bagian admin di kantor kelurahan.

"Itu yang menjadi latar belakang kami membuat ini," jelas Romy.

Sejauh ini, lanjut Romy alat ini masih berupa prototipe. 

Penelitian ini dimulai sejak 2018 dan sudah berada di level enam atau artinya siap uji lapangan.

Tahap berikutnya, terapan teknologinya akan ditingkatkan menjadi level sembilan.

Sensor ini hanya masih bisa diterapkan pada komputer atau laptop.

Peluncuran mouse ini pada 23 Desember 2021 di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. 

Dikatakan, memang ada rencana diperbanyak tapi butuh investor.

"Dan kami akan mencari investor. Untuk sekarang harga masih Rp 400.000 sampai Rp 500.000. Sejak 2018 sampai sekarang, penelitian ini melibatkan tiga mahasiswa. Setiap tahunnya satu mahasiswa. Ia mengatakan, penelitiannya mendapat pendanaan dari Kemdikbudristek. Sylvianita Widyawati

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved