Berita Surabaya Hari Ini

Tren Adopsi Boneka Arwah, Guru Besar Psikologi Unair: Bisa Mengarah kepada Perilaku Tak Wajar

Psikolog Prof Dr Nurul Hartini: fenomena mengoleksi boneka arwah atau spirit doll itu bisa mengarah kepada perilaku yang tidak wajar.

Penulis: sulvi sofiana | Editor: isy
istimewa/dok pribadi
Ilustrasi - Desainer Ivan Gunawan menunjukkan spirit doll atau boneka arwah koleksinya. 

Berita Surabaya Hari Ini
Reporter: Sulvi Sofiana
Editor: Irwan Sy (ISY)

SURYAMALANG.COM | SURABAYA - Mengadopsi spirit doll atau boneka arwah kini mulai menjadi tren.

Bahkan, beberapa artis mengoleksi boneka arwah tersebut dan memperlakukan layaknya anak sendiri.

Dari pandangan Psikolog, Prof Dr Nurul Hartini SPsi MKes Psikolog, fenomena tersebut perlu menjadi perhatian.

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (FPsi UNAIR) itu menyebut bahwa tindakan tersebut telah mengarah kepada perilaku yang tidak wajar.

Ketika sesorang memperlakukan boneka secara spesial, maka Nurul mengimbau agar mencari tahu alasannya.

Apabila hanya mengarahkan kepada perilaku negatif yang melampaui batas kewajaran, maka harus segera dihentikan agar tidak terjebak pada situasi yang kurang sehat, baik secara psikologis maupun mental.

Nurul meyarankan sebagai orang yang mungkin dekat dengan individu yang berperilaku di luar batas tersebut, tentu kita memiliki kewajiban untuk membantu mereka.

Nurul menyarankan agar terlebih dahulu kita menanyakan penyebab mereka untuk bertindak demikian.

“Selagi jawabannya masih rasional, ya tidak apa-apa,” lanjutnya.

Lain halnya ketika ketidakwajaran semakin jelas terlihat, yakni benar-benar menganggap boneka arwah tersebut hidup, maka kita dapat memberi nasehat bahwa perilaku mereka mulai mengkhawatirkan.

Terakhir, jika masih tidak ada perubahan, dapat membantu mengarahkan mereka untuk datang ke psikolog atau psikiater.

“Kuncinya adalah rasional, realistis, dan proporsional. Selama tiga hal itu terpenuhi, maka kita senantiasa objektif dalam memikirkan, merasakan, dan melakukan segala hal,” pungkas dosen yang juga anggota Ikatan Psikologi Klinis Indonesia tersebut.

Menurutnya, ketika seseorang menganggap boneka tersebut hidup dan percaya bahwa mereka akan bertumbuh besar, maka hal itu telah keluar dari batas akal sehat.

Perilaku tersebut menjadi keanehan tersendiri yang disebabkan oleh berbagai factor.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved