Berita Malang Hari Ini
Persaingan Masuk UB Makin Ketat di SNMPTN-SBMPTN, Kuota Berkurang 10 Persen
Di mana porsi jalur Mandiri mencapai 50 persen. Sedang kuota SNMPTN 20 persen dan SBMPTN hanya 30 persen.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM|MALANG- Persaingan masuk Universitas Brawijaya (UB) akan makin ketat di SNMPTN dan SBMPTN pada tahun ini. Hal ini karena status UB adalah PTNBH (Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum).
Di mana porsi jalur Mandiri mencapai 50 persen. Sedang kuota SNMPTN 20 persen dan SBMPTN hanya 30 persen.
"UB sudah menetapkan SNMPTN hanya 20 persen dan SBMPTN 30 persen. Sisanya Mandiri 50 persen. Untuk SNMPTN dan SBMPTN porsinya turun 10 persen dari sebelumnya. Tahun lalu, SNMPTM 30 persen, SBMPTN 40 persen dan Mandiri 30 persen," jelas Heri Prawoto Widodo, Sekretaris Direktorat Administrasi dan Pelayanan Akademik UB, Rabu (16/2/2022).
Hal itu disampaikan dalam sosialisasi seleksi masuk PTN secara daring untuk guru BK.
Dengan penurunan prosentase, maka persaingan pada tiap prodi juga makin ketat. Sebab daya tampungnya juga turun.
Maka perlu mengatur strategi agar bisa lolos di prodi tujuan.
Dalam paparannya, Heri menyarankan agar guru BK memetakan pilihan siswanya agar lolos di SNMPTN.
"Dan pilihan siswa juga jangan mengumpul di satu prodi favorit," kata dia. Ditambahkan, UB menggunakan sistem pemerataan. Sehingga semua prodi tidak didominasi sekolah tertentu.
Beberapa prodi favorit yang peminatnya tinggi di prodi soshum 2021 di UB adalah Psikologi, Ilmu Komunikasi, Manajemen, Hubungan Internasional dan Pariwisata.
Sedang prodi saintek yang peminatnya tinggi adalah Kedokteran, Farmasi, Statistik, Arsitektur dan Teknik Informatika.
Sedang Direktur Akademik UB, Dr Rosihan Asmara mengatakan agar guru BK memberikan strategi pada siswa kelas 12 agar bisa lolos di prodi yang diinginkan.
"Sebab masuk perguruan tinggi tidak hanya memgandalkan kemampuan akademik juga strategi agar bisa lolos dalam persaingan prodi," kata Rosihan.
Dikatakan, dengan dengan rencana pemberlakuan kurikulum baru pada 2022 oleh Kemendikbudristek yang sangat ektrim seperti tidak ada penjurusan di SMA, maka perguruan tinggi harus menyiapkan alat-alatnya.
"Mungkin ini nanti untuk anak kelas 10 saat ini. Kalau yang kelas 12 sekarang kan masih seperti sebelumnya," jelas Rosihan.
Ini harus diantisipasi perguruan tinggi.
"Kebijakan seleksi mahasiswa baru akan menyesuaikan perkembangan. Tahun ini masih sama. Tahun depan mungkin ada perubahan. "Guru BK harus adaptasi untuk itu. Sehingga mereka bisa siap berkompetisi di perguruan tinggi agar bida mengikuti kegiayan akademik," paparnya. Sylvianita Widyawati