Malang Raya Darurat Bencana

BPBD Petakan Kelurahan Rawan Bencana, Catat Data Hingga Level Rumah dan Tata Sistem Peringatan Dini

Peta rawan bencana kini telah dibuat BPBD Kota Malang dan menjangkau 40 kelurahan dari total 57 kelurahan di Kota Malang. 

Penulis: Benni Indo | Editor: Dyan Rekohadi
FOTO DOK.SURYAMALANG.COM/ BPBD Kota Malang
DOKUMENTASI BANJIR - Salah satu Titik banjir yang terjadi di wilayah Kota Malang pada Sabtu (25/11/2023). BPBD Kota Malang memperkuat mitigasi bencana dengan memperluas pemetaan rawan bencana hingga level rumah tangga. 

Ringkasan Berita:
  • BPBD Kota Malang memperkuat mitigasi bencana dengan memperluas pemetaan rawan bencana hingga level rumah tangga.
  • Peta rawan bencana kini telah dibuat dan menjangkau 40 kelurahan dari total 57 kelurahan di Kota Malang
  • BPBD kini bekerja sama dengan LP2M Universitas Negeri Malang untuk mencatat kondisi setiap rumah yang berada di wilayah rawan.

 

SURYAMALANG.COM, MALANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang memperkuat mitigasi bencana dengan memperluas pemetaan rawan bencana hingga level rumah tangga.

Kepala BPBD Kota Malang, Prayitno, menyampaikan bahwa peta rawan bencana kini telah dibuat dan menjangkau 40 kelurahan dari total 57 kelurahan di Kota Malang

Peta tersebut disusun berdasarkan kajian rinci yang menunjukkan titik-titik rawan banjir, longsor, hingga angin kencang.

Baca juga: Daftar 16 Kecamatan di Kabupaten Malang Berpotensi Banjir

Tidak hanya sebatas peta kawasan, BPBD kini bekerja sama dengan LP2M Universitas Negeri Malang untuk mencatat kondisi setiap rumah yang berada di wilayah rawan.

“Kalau dulu hanya peta global, sekarang setiap rumah kami data. Satu titik bisa sampai 75 rumah. Kami catat nama penghuninya, jumlah anggota keluarganya. Ini penting agar kami bisa memetakan logistik, rencana evakuasi, sampai prioritas bantuan,” ujarnya.

Peta tersebut disediakan dalam bentuk akses daring dan dapat dibuka oleh masyarakat.

Informasi yang berada dalam peta tersebut diharapkan dapat memberikan informasi kewaspadaan kepada masyarakat.

“Kami buka untuk publik. Semua bisa melihat peta rawan bencana, lengkap dengan legenda warna mana rawan tinggi, sedang, dan rendah,” kata Prayitno.

Melalui data terbuka itu, BPBD mendorong kolaborasi lintas pihak, mulai dari kelurahan, komunitas pecinta alam, pengusaha, relawan, hingga masyarakat, untuk menyiapkan titik evakuasi dan kebutuhan logistik secara mandiri.


Indeks Risiko Sedang, Ancaman Dominan Banjir dan Longsor


Prayitno menjelaskan bahwa Kota Malang berada pada level risiko bencana sedang, dengan ancaman utama berupa cuaca ekstrem, angin kencang, banjir, dan longsor.

Banjir tercatat bisa mencapai ketinggian 70–150 cm, dengan lokasi terdalam terjadi di Kecamatan Blimbing.

Longsor berpotensi muncul di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS), terutama DAS Brantas dan Amprong, akibat struktur tanah yang melunak ketika hujan berhari-hari.

“Secara ideal, sepadan sungai harusnya 10–15 meter dari bibir sungai. Tapi kita lihat sendiri banyak bangunan yang sudah terlalu dekat. Area DAS itu sebenarnya wilayah tidak stabil,” tambahnya.

BPBD telah mendokumentasikan 479 kejadian sejak 2022, mulai dari banjir, pohon tumbang, hingga longsor.

Sumber: Surya Malang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved