Berita Malang Hari Ini
Takut Dimarahi karena Bolos Ngaji, Santri di Malang Karang Cerita Jadi Korban Penculikan
Pujiyono menjelaskan kabar heboh tersebut berawal dari video yang diunggah di media sosial Facebook.
Penulis: Mohammad Erwin | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM|MALANG - Heboh kabar penculikan santri menggemparkan warga Desa Ganjaran, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Menanggapi hal tersebut Kapolsek Gondanglegi Kompol Pujiyono menyatakan jika kabar tersebut merupakan kabar bohong alias hoaks.
"Tidak benar ada kabar penculikan santri. Kabar tersebut tidak benar," ujar Kapolsek Gondanglegi, Kompol Pujiyono ketika dikonfirmasi pada Rabu (2/3/2022).
Pujiyono menjelaskan kabar heboh tersebut berawal dari video yang diunggah di media sosial Facebook.
Video itu memaparkan jika NBA (12) yang merupakan santri di salah satu pondok pesantren di Desa Ganjaran menjadi korban penculikan.
Karena kabar itu menggemparkan masyarakat, polisi akhirnya melakukan penyelidikan.
Akhirnya ditemukan fakta jika cerita penculikan tersebut merupakan rekayasa yang dibuat oleh NBA.
NBA membuat cerita tersebut karena tidak pulang.
Selain itu, NBA mengakui jika cerita yang karang didasari pada rasa takut karena tidak ikut mengaji di pondoknya.
NBA kabur selama 1 hari saja yakni pada Selasa (1/3/2022).
"Cerita itu didasarkan karena anak tersebut takut untuk pulang karena takut dapat hukuman dari pondok. Sebelumnya karena tidak ikut ngaji sejak 4 hari,"
Penemuan NBA bermula dari informasi pedagang cilok yang mengaku melihat seorang anak kecil keliaran sendirian.
Saat ditemukan, anak tersebut langsung diantarkan menuju rumahnya.
Kemudian Unit Reskrim membuat video klarifikasi bersama anak tersebut yang menerangkan bahwa anak itu tidak diculik.
Polisi juga mendapat informasi dari NBA selama kabur yang bersangkutan hanya main-main saja.
"Jadi kita menjawab yang ada di media sosial untuk menerangkan bahwa fakta yang terjadi tidak ada penculikan sama sekali," sebut Pujiyono.
Karena telah terlanjur membuat heboh, polisi melakukan pembinaan kepada NBA agar tidak melakukan tindakan serupa.
Pembinaan dilakukan mengingat NBA masih dibawah umur. Selain itu Pujiyono meminta pada masyarakat agar tidak mempercayai sepenuhnya informasi dari media sosial sebelum ada klarifikasi dari pihak terkait.
"Kita akan lakukan pembinaan terhadap anak tersebut karena masih dibawah umur," ungkap Pujiyono.