Berita Surabaya Hari Ini
2 Skenario PTM SD dan SMP 100 Persen di Surabaya, Tunggu PPKM Level 1 Dulu
Disdik Surabaya akan menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen untuk jenjang SD dan SMP bila Surabaya PPKM Level 1 pada pekan depan.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Dinas Pendidikan (Disdik) Surabaya akan menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen untuk jenjang SD dan SMP bila Surabaya PPKM Level 1 pada pekan depan.
Sesuai evaluasi Disdik Surabaya, pelaksanaan PTM yang berjalan dengan peserta 50 persen siswa selama tiga hari terakhir berjalan baik.
Sekolah mampu menjalankan protokol kesehatan dengan optimal sekaligus meminimalisir klaster.
"PTM digelar secara 50 persen sejak Senin (14/3/2022),. Sekolah konsisten mau menerapkan protokol kesehatan," kata Yusuf Masruh, Kepala Disdik Surabaya kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (16/3/2022).
Berdasarkan evaluasi tersebut, pihaknya pun bersiap kembali menaikkan peserta PTM. Paling cepat, dilaksanakan bulan ini.
Syaratnya, status PPKM di Surabaya menjadi level 1 terlebih dahulu.
"Semoga level PPKM di Surabaya terus turun ke Level 1 sehingga bisa menuju ke 100 persen PTM," kata Yusuf.
Disdik menyiapkan dua skenario dalam menggelar PTM 100 persen.
Pertama, PTM 100 persen dilakukan dengan sistem gelombang.
Sebanyak 50 persen siswa masuk gelombang pertama terlebih dahulu kemudian disusul gelombang berikutnya di hari yang sama.
Sistem tersebut sempat digunakan Januari 2022.
Pertimbangannya, kelas akan lebih memungkinkan untuk jaga jarak (minimal 1 meter) dengan 50 persen siswa.
"Sistem shift ini akan dilakukan selama 3 jam di masing-masing gelombang," katanya.
Apabila dari hasil evaluasi PTM 100 persen sistem gelombang berjalan baik, maka PTM 100 persen murni bisa dilakukan.
Seluruh siswa akan masuk secara bersama-sama di waktu dan tempat yang sama.
"Namun, PTM 100 persen dengan sistem shift akan kami utamakan. Mengingat luas kelas masing-masing sekolah beda, sekalipun rataan rombongan belajarnya relatif sama," katanya.
Prinsipnya, pihaknya tetap memprioritaskan kesehatan siswa dan kualitas pendidikan.
Sekolah harus menjadi tempat yang aman, baik siswa, guru, maupun warga sekolah lainnya.
Oleh karena itu, hal pertama yang ia siapkan adalah memastikan masing-masing sekolah telah memiliki sarana protokol kesehatan lengkap.
Kemudian, meyakinkan kepada wali murid untuk mendorong siswa berangkat ke sekolah.
"Kami menumbuhkan kepercayaan orang tua untuk mendukung putra putrinya ke sekolah. Ini masalahnya usia dasar (SD)," katanya.
"Nanti, kalau sekolah bisa menjamin aman pembelajarannya dan aman kesehatannya, tentu InsyaAllah anak-anak bisa mengikuti. Prinsipnya, kami mengutamakan kesehatan warga sekolah," katanya.
Selain saat berada di sekolah, siswa maupun guru juga harus dipastikan dalam keadaan sehat sebelum berangkat.
"Untuk itu, kami lakukan pengecekan suhu sebelum masuk kelas," katanya.
"Apabila di atas 37,5 derajat kami imbau untuk Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), dan memeriksakan kesehatan di Puskesmas," katanya.
Aturan kapasitas PTM sebenarnya tak diatur secara rinci di Inmendagri yang mengatur Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4, Level 3, dan Level 2 Corona Virus Disease 2019 Di Wilayah Jawa Dan Bali.
Bahkan beberapa daerah yang berstatus level lebih tinggi dari Surabaya, telah menyelenggarakan PTM 100 persen.
Di antaranya Kota Malang (level 3) dan Kota Batu (level 3) yang menyusul PTM 100 persen pekan depan.
Aturan teknis PTM telah diatur dalam Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri. Ini berisi tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).