Mudik Lebaran Malang 2022
Transaksi UMKM Oleh-Oleh Jatim Naik 40 - 50 Persen, Terdampak Momentum Mudik Lebaran
Momen mudik Lebaran tahun ini mampu mengerek penjualan produk UMKM khususnya makanan khas daerah atau oleh-oleh khas hingga 40 - 50 persen.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Momentum mudik Lebaran 2022 berhasil meningkatkan penjualan di pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jawa Timur (Jatim).
Hal ini berlangsung sejak pemerintah mengumumkan pelonggaran aturan perjalanan mulai Maret 2022 lalu dan terus mengalami peningkatan di libur Lebaran 2022 ini.
Ketua Himpunan Pengusaha Mikro Kecil dan Menengah Indonesia (Hipmikimdo) Jatim, Bambang Wahyuono, mengatakan, momen mudik Lebaran tahun ini mampu mengerek penjualan produk UMKM khususnya makanan khas daerah atau oleh-oleh khas hingga 40 - 50 persen.
"Peningkatan penjualan para pelaku UMKM di Jatim ini sudah terjadi sejak 2 minggu terakhir atau sebelum hari H Lebaran. Dan uniknya, penjualan lebih banyak yang dilakukan secara online," kata Bambang, Rabu (4/5/2022).
Hal ini diperkirakan, karena orang-orang yang mudik ke kampung halamannya lebih dulu memesan makanan khas/oleh-oleh di daerahnya melalui saudara yang akan dikunjungi agar produknya bisa cepat dibawa oleh pemudik tersebut.
Bambang menyebutkan, peningkatan penjualan produk UMKM Jatim ini juga telah dibarengi dengan adanya peningkatan produksi.
Setelah sebelumnya sempat mengurangi produksi akibat dampak pandemi Covid-19 selama 2 tahun.
“Peningkatan kinerja UMKM ini juga bisa terlihat dari pelaku UMKM yang tadinya mengurangi produksi atau malah tidak memproduksi sama sekali, sekarang mulai produksi lagi untuk mengantisipasi permintaan dari potensi momen mudik,” beber Bambang.
Pada saat terjadi pandemi, sebanyak 2.000 anggota UMKM Hipmikimdo Jatim mengalami penurunan penjualan mencapai 70 - 100 persen.
Kondisi ini terutama terjadi pada produk oleh-oleh berupa camilan atau souvenir di kawasan wisata.
Dari total UMKM tersebut, sebanyak 90 persen terdampak pandemi Covid-19, dan dari 90 persen itu, sebanyak 60 persen UMKM terpaksa menutup usaha, dan sebagian kecil masih mampu eksis dan mengalami kenaikan omset.
“Kami di asosiasi sendiri juga telah berusaha untuk terus membantu meningkatkan kinerja UMKM, salah satunya melalaui pembinaan, dan pemberian fasilitas pemasaran. Bagaimanapun UMKM yang memiliki brand yang kuat, dan sertifikat lengkap termasuk sertifikat halal yang akan mampu bertahan di tengah pandemi,” papar Bambang.
Penyerapan produk UMKM terutama barang oleh-oleh makanan khas maupun souvenir di daerah-daerah di Jatim akan lebih meningkat lagi mengingat momen libur lebaran dan cuti bersama masih cukup panjang.
“Untuk saat ini penjualan produk makanan UMKM yang paling banyak terserap rupanya masih di daerah-daerah tujuan mudik. Sedangkan untuk di daerah wisata masih belum maksimal karena orang belum mengoptimalkan liburannya di tempat wisata, mereka masih fokus bersilaturahmi,” pungkas Bambang