Berita Malang Hari Ini

Jawa Timur Ada PMK, Kesehatan Sapi Selalu Dipantau Peternak

Di Jawa Timur ada Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) yang menyerang sapi. Sejauh ini di Kota Malang masih belum ada.

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati
Erik Dwi Nurcahyo, peternak sapi potong di daerah Sanan, Kota Malang saat memberikan makan sapinya, Rabu (11/5/2022). 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Di Jawa Timur ada Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) yang menyerang sapi.

Sejauh ini di Kota Malang masih belum ada.

Erik Dwi Nurcahyono, peternak sapi potong di Sanan Kota Malang mengatakan sejauh ini tiga sapinya baik-baik saja. 

"Memang saya sudah dengar soal PMK. Tapi sapi saya baik-baik saja," kata Erik pada suryamalang.com, Rabu (11/5/2022).

Dikatakan, ia selalu memantau kesehatan sapinya. Yaitu dengan memperhatikan makannya dan kebersihan kandangnya.

"Kalau terlihat nafsu makannya turun, biasanya saya panggilkan mantri buat disuntik," jelasnya.

Ia memiliki tiga ekor sapi di kandang milik keluarganya. Kandang lainnya juga disewa orang lain untuk memelihara sapi.

Total di lahan itu ada 20 ekor yang dimiliki enam orang. Usia sapi peliharaannya dua tahun ke atas itu nampak gemuk dan sehat. Salah satu sapi sudah ditawar Rp 23 juta. 

Sedang dua ekor lainnya diperkirakan harganya di atas Rp 25 juta. Penyakit sapi lainnya disebut Erik seperti kembung.

Sapi kena kembung jika ia sedikit makan rumput tapi banyak minum air.

Kadang juga ada kaki bengkak karena sapi tidak cocok dengan lantainya.

Sejauh ini, ia mandiri melakukan pemantauan atau pemeriksaan kesehatan sapi ya.

"Mungkin sebaiknya dari dinas bisa memeriksa kesehatan semua sapi jika ada isu PMK," harapnya.

Meski ia yakin sapi-sapi di Sanan sehat semua. Ia juga royal memberi makanan pada sapi.

Jika melihat sapinya tidak tidur, ia selalu memberi makan rumput. Bobot sapinya rata-rata di atas 2 kuintal. 

Dikatakan, beternak sapi adalah usaha turun temurun keluarga sejak 2005.

Dikatakan, populasi sapi di Sanan cukup besar. Karena per KK di sana rata-rata memiliki sapi potong.

Di Sanan dikenal sebagai sentra produksi tempe. Limbahnya dipakai untuk memberi makan sapi selain rumput. 

Dijelaskan Erik, usaha peternakannya adalah penggemukan. Sehingga awalnya memelihara sapi-sapi yang masih kurus.

Sedang drh Anton Pramujiono, Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dispangtan Kota Malang mengatakan jika di Kota Malang tidak ada PMK. Namun pihaknya tetap akan melakukan tracing.

Biasanya ciri-cirinya demam tinggi di atas 37 derajat celcius. Ada leleran berlebihan dan luka lepuh pada mulut dan pada tracak kaki.

"Jika ditemukan, maka harus dilokasir dan mendapatkan pengobatan suportif untuk pemberian vitamin dan disinfekatan untuk lokasi," kata dia.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved