Subsidi Minyak Goreng Curah Dicabut Per 31 Mei 2022, Kementerian Perindustrian : Harga Stabil
Kementerian Perindustrian mengkonfirmasi penghentian subsidi terhadap minyak goreng curah mulai 31 Mei 2022.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM - Subsidi terhadap minyak goreng curah dari pemerintah akan dicabut mulai 31 Mei 2022.
Keputusan pencabutan subsidi minyak goreng curah itu telah dikonfirmasi oleh pihak Kementerian Perindustrian.
Pertimbangannya, harga minyak goreng curah di pasaran dinilai sudah stabil.
Kementerian Perindustrian mengkonfirmasi penghentian subsidi terhadap minyak goreng curah mulai 31 Mei 2022.
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika, mengatakan upaya pemerintah menekan harga minyak goreng melalui subsidi perlahan berhasil menyetabilkan harga dipasaran.
"Pada tanggal 31 Mei ini program minyak goreng curah bersubsidi akan diganti dengan kebijakan DMO (Domestic Market Obligation) dan DPO (Domestic Price Obligation)," tutur Putu Juli dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Selasa (24/5/2022).
Saat ini, pemberhentian subsidi tinggal menunggu aturan resmi yang saat ini tengah digodok oleh Menteri Perindustrian.
"Kami tinggal menunggu ditandatangani oleh Menteri Perindustrian untuk perubahan ketiga mengenai determinasi program penyediaan minyak goreng curah dalam kerangka pendanaan BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) atau minyak goreng curah bersubsidi kembali ke DMO. Determinasinya minyak goreng curah bersubsidi ini tanggal 31 Mei 2022," ungkap Putu.
Sebelumnya, sudah ada dua aturan yang membuat pemerintah akhirnya mantap menghentikan subsidi minyak goreng.
Aturan pertama adalah Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 30 Tahun 2022 tentang Ketentuan Ekspor Crude Palm Oil (CPO), Refined, Bleached and Deodorized (RBD) Palm Oil, RBD Palm Olein dan Used Cooking Oil (UCO) yang diterbitkan pada 23 Mei 2022.
Kedua, Permendag Nomor 33 Tahun 2022 tentang Tata Kelola Minyak Goreng Curah pada Kebijakan Sistem Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO) yang akan segera terbit.
Sebagai informasi, pemerintah memberikan program subsidi minyak goreng curah pada Maret 2022 untuk masyarakat dan UMKM dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 14.000 per-liter atau Rp 15.500 per-kilogram.
"Saat minyak kemasan premium dan minyak kemasan sederhana itu tidak disubsidi, harga minyak goreng curah ini juga ikut naik. Dari sana program ini dapat terus mengembalikan harga, sehingga ini dianggap cukup bagus. Jadi mulai 31 Mei 2022 program minyak goreng curah bersubsidi harganya akan dikembalikan ke DMO," jelas Putu.
Menurut Putu, selama program subsidi minyak goreng curah berjalan mampu menurunkan harga secara konsisten.
"Harga ini terus menurun dan sekarang sudah mencapai per-kilo itu Rp 16.679, turun dari sekitar Rp 19.000. Kita harapkan ke depannya ini akan cukup bagus, sehingga minyak juga sudah ada," imbuhnya.
Harga Minyak Goreng di Madiun Turun
Berdasarkan pantauan pasar di Madiun, harga minyak goreng cenderung turun.
"Minyak goreng kemasan turun harganya, sekarang Rp 22 ribu - Rp 23 ribu. Sebelumnya kan Rp 25 ribu per liter," ujar Firmanika, salah seorang pedagang di Pasar Dungus, Kecamatan Wungu , Selasa (24/5/2022).
Turunnya minyak goreng kemasan tersebut sudah terjadi pasca Hari Raya Idul Fitri.
Sedangkan untuk minyak goreng kemasan, para pedagang juga sudah menjualnya sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yaitu Rp 14 ribu per liter atau Rp 15.500 per kilogram.
"Kalau orang-orang kebanyakan beli minyak goreng kemasan. Yang beli minyak goreng curah itu yang buka warung-warung," tambah Firmanika.
Sebaliknya, harga telur ayam ras di Kabupaten Madiun mengalami kenaikan, Selasa (24/5/2022).
Dari pantauan di Pasar Dungus, Kecamatan Wungu, harga telur ayam mencapai Rp 26.500 hingga Rp 27 ribu per kilogram.
Firmanika mengatakan kenaikan harga telur ayam ras terjadi sudah terjadi sepekan terakhir.
"Sebelumnya Rp 25 ribu, Minggu lalu naik Rp 27 ribu," kata Firmanika, Selasa (24/5/202).
Kenaikan harga telur ayam ini banyak dikeluhkan pelanggannya, namun ia beruntung pelanggan tidak mengurangi belanjaannya dibandingkan sebelum harga telur naik.
"Kalau pelanggan ya ngikut saja," tambahnya.
Menurut Firmanika, harga telur ayam ras naik disebabkan karena sejumlah alasan.
Yang pertama banyaknya orang yang menyelenggarakan hajatan sehingga permintaan telur naik.
"Kalau tidak begitu ya harga pakan ayam sedang naik atau pas bantuan PKH (Program Keluarga Harapan) keluar, pasti harga telur naik," jelas Firmanika.
Namun begitu, menurutnya sebenarnya stok telur ayam di pasaran lancar dan tidak mengalami keterlambatan pengiriman.
"Pasokan dari peternak aman, ini dikirim dari Kecamatan Takeran, Magetan," lanjutnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com