Berita Batu Hari Ini
Sepi Pengunjung, Pasar Wisata Sidomulyo Hidup Segan Mati Tak Mau
Kondisi Pasar Wisata Sidomulyo di Kota Batu terlihat sepi, Selasa (7/6/2022). Ada tiga bus yang parkir di depan pasar.
Penulis: Benni Indo | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM|BATU – Kondisi Pasar Wisata Sidomulyo di Kota Batu terlihat sepi, Selasa (7/6/2022). Ada tiga bus yang parkir di depan pasar.
Di dalam pasar, ada delapan pedagang saja yang buka dari 32 unit tempat.
Ibarat kata pepatah, kondisi Pasar Wisata Sidomulyo seperti hidup segan mati tak mau. Pedagang hanya berjualan ketika ada bus-bus yang membawa wisatawan datang lalu parkir di halaman depan.
Jika tidak ada bus yang parkir, maka dapat dipastikan tidak akan ada pedagang yang buka.
Pun ketika bus itu beranjak pergi, maka saat itu juga pedagang pergi pulang ke rumah masing-masing.
Seorang pedagang yang tidak ingin identitasnya ditulis, karena pernah diintimidasi oleh pengurus pasar yang lama pasca memberikan keterangan kepada media, mengatakan menutup tokonya jika bus pergi.
“Kami buka kalau ada bus parkir. Kalau busnya pulang, kami juga pulang. Jadi kalau perginya malam, ya kami tutup malam itu juga,” ungkap pedagang itu.
Bagi para pedagang di Pasar Wisata Sidomulyo, kondisi pariwisata di Kota Batu saat ini berangsur mulai membaik. Peningkatan wisatawan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Meski begitu, Pasar Wisata Sidomulyo tetap sepi.
Dari 32 unit toko yang ada, hanya delapan saja yang buka. Mereka jualan pakaian, souvenir dan makanan. Unit di pasar Wisata Sidomulyo juga terbilang ideal. Ukurannya 3x3 meter dan telah dilengkapi dengan pintu gulung atau rolling door.
Suatu hari dalam kondisi ramai, pedagang bisa mendapatkan Rp 500 ribu per hari. Jika kondisi sepi, pedagang bisa tidak mendapatkan apapun.t
Kurangnya peminat yang menyewa unit di pasar bukan karena tarif sewanya, namun karena dinilai tidak ekonomis. Pasalnya, pasar ini hanya terlihat ramai saat akhir pekan atau liburan hari besar. Di luar itu, pasar sangat sepi.
Pedagang lain yang ditemui Surya mengaku telah mendapatkan surat pemberitahuan rencana kenaikan tarif sewa. Unit bagian depan rencananya dipatok tarif Rp 4 juta per tahun. Unit di baris kedua bertarif Rp 3 juta, sedangkan yang paling belakang Rp 2 juta.
Kenaikan ini belum berlaku efektif, rencananya akan diterapkan pada 2023 mendatang. Selama pandemi, para pedagang belum membayar sewa. Sebelumnya, mereka membayar Rp 500 ribu untuk sewa selama setahun.
“Itu kami bayar pada 2019, sebelum pandemi. Sampai saat ini, belum ada tagihan lagi. Mungkin karena kita sama-sama tahu, kondisi sedang pandemi,” ujar pedagang itu.
Selama pandemi, pedagang tidak buka sama sekali. Kendaraan wisatawan juga tidak ada yang parkir di halaman depan pasar.