Berita Batu Hari Ini

Dapat Jatah 1000 Dosis Vaksin PMK, Pemprov Jawa Timur Prioritaskan Sapi Perah

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dalam kunjungannya ke Kabupaten Malang mengatakan, Jawa Timur telah mendapatkan jatah 1000 dosis vaksin.

Penulis: Benni Indo | Editor: rahadian bagus priambodo
Humas Pemkot Malang
Tim Kesehatan Hewan Ternak Dispangtan Kota Malang saat mengobati hewan ternak di peternakan sapi yang ada di Lesanpuro Kota Malang, Sabtu (11/6/2022). 

SURYAMALANG.COM|BATU - Pemerintah Jawa Timur menggalakan vaksinasi kepada hewan ternak, utamanya sapi perah, agar terhindar dari potensi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dalam kunjungannya ke Kabupaten Malang mengatakan, Jawa Timur telah mendapatkan jatah 1000 dosis vaksin.

"Satu botol untuk 100 ekor sapi, kalau tidak terpakai, tidak bisa dipakai lain hari. Jadi sekarang, kami baru dapat 1000 vaksin. Kami baru menggunakan 300. Kami maksimalkan sekarang adalah sapi perah, untuk sapi potong, kita tunggu datangnya vaksin baru dari Pemerintah Pusat," ujat Khofifah, Jumat (17/6/2022).

Vaksin sangat dibutuhkan untuk mengatasi PMK yang mulai merebak di Jawa Timur. Selain menunggu pasukan vaksin dari Pemerintah Pusat yang diimpor dari luar neger, saat ini,

Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) yang berada di Kota Surabaya juga sedang membuat vaksin.

Khofifah mengatakan, paling lama produk vaksin Pusvetma akan digunakan pada awal Agustus 2022.

"Menurut informasi, Kementan akan impor 3 juta vaksin. Jatim akan mendapatkan 1.5 juta dosis, dari 10.5 juta hewan yang akan divaksin. Pasalnya, yang divaksin ada domba dan kambing, sambil menunggu vaksin yang diproduksi Pusvetma di Surabaya," ungkapnya.

Khofifah mengatakan, ada kekhawatiran dari pemilik ternak ketika ada hewan yang potong paksa atau mati.

Kebutuhan akan obat-obatan dan vitamin untuk hewan memang dibutuhkan, namun vaksin menjadi sangat penting dalam kondisi saat ini karena berfungsi mencegah dampak buruk virus.

"Yang lebih memiliki kemampuan ada di vaksin," ujarnya.

Khofifah mengaku sudah mendengar informasi adanya ribuan sapi yang mati di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Saat ini, pihaknya tengah menanti pasukan vaksin untuk Jawa Timur.

Jika pasukan itu sudah tersedia, maka segera mungkin pelaksanaan vaksin di Kabupaten Malang dilaksanakan.

Seperti diberitakan sebelumnya, ribuan ternak sapi di Malang Barat yang terdiri atas Kecamatan Pujon, Ngantang dan Kasembon dilaporkan mati. Kematian ini diakibatkan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Selain mati, ribuan lainnya juga positif PMK, kondisinya sakit.

Ribuan sapi yang mati itu dikubur bersama-sama dalam kuburan masal. Kuburan masal itu terletak di dalam hutan kawasan Dusun Krajan, Desa Pujon Kidul, milik Perhutani.

Dipilihnya lahan milik Perhutani itu karena tidak ada lagi lahan milik warga yang bisa dimanfaatkan untuk mengubur sapi, terutama di kawasan Dusun Krajan yang sudah padat penduduk. 

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Malang, Sodikul Amin, mengungkapkan lambatnya pendataan telah mengakibatkan lambatnya penanganan PMK di Kabupaten Malang, khususnya di kawasan Malang Barat yang terdiri atas Kecamatan Pujon, Ngantang dan Kasembon.

Ia tidak menyangkal, ada ribuan ternak sapi yang telah mati. Kuburan massal itu dipilih sebagai salah satu solusi agar penularan dapat ditekan. Kata Sodikul, proses penguburan sapi mengikuti protokol dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. 

Ada seribu lebih ternak sapi yang mati dari tiga kecamatan tersebut. Matinya ribuan sapi itu mengakibatkan kerugian hingga miliaran rupiah.

Satu sapi yang produktif dihargai Rp 20 juta. Kata Sodikul, jika seluruh sapi di tiga kecamatan Malang Barat dijumlahkan, maka nilai ekonomisnya bisa mencapai Rp 1 triliun.

"Kami tidak mau saling menyalahkan dalam situasi seperti ini, tapi memang salah satu penyebab utama adalah kesiagaan kami mengendalikan kondisi. Kalau mau dibilang terlambat ya terlambat," ujar Sodikul yang juga warga Kecamatan Pujon.

Sapi-sapi yang mati dari Malang Barat didominasi oleh sapi perah. Tingginya angka kematian sapi di kawasan Malang Barat mengakibatkan turunnya pasukan susu. Sodikul memaparkan, di KOPSAE, koperasi terbesar di Kecamatan Pujon, produksi susu turun sejak tanggal 7 Juni 2022.

Dalam kondisi normal, produksi susu yang dikeluarkan mencapai 114 ton per hari, saat, ada penurunan produksi hingga 40 ton per hari. Sapi produktif menghasilkan 10 hingga 11 liter susu per hari.

"Berdasarkan data sementara ini, masih saya asumsikan berdasarkan penurunan produksi air susu sapi perah, di tiga kecamatan, 80 persen yang terinfeksi adalah sapi perah," terangnya.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved