Berita Trenggalek Hari Ini
Kisah Cinta Muhadi dan Surti Bersatu Kembali Seusai Terpisah 30 Tahun, Ada Rasa Bahagia dan Canggung
Kisah Cinta Muhadi dan Surti Bersatu Kembali Seusai Terpisah 30 Tahun, Ada Rasa Bahagia dan Canggung
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Eko Darmoko
"(Aku) beli tiket dua kali. Gagal-gagal (pulang). Ditipu," sambungnya.
Awal bekerja di Sumatera Utara, Muhadi sempat bekerja di perusahaan sebagai buruh.
Ia beberapa kali mengirim uang untuk istri dan anaknya.
Sempat juga ia berbagi kabar. Terakhir, kabar ia sampaikan bahwa bencana tsunami di Aceh tak berdampak baginya.
Kabar itu ia sampaikan dua tahun setelah bencana atau 2006.
Selepas itu, Muhadi dan keluarganya tak pernah kembali berhubungan.
Di sana, Muhadi hidup susah karena pekerjaan makin tak pasti.
"Aku makan saja kurang. Seumpa aku kerja satu hari, [untuk] aku makan satu hari saja kurang," ucap dia.
Keluarga di Jawa Timur sebenarnya juga tak tinggal diam.
Ali Fattah, anak sulungnya, bahkan pernah berangkat ke Sumatera untuk mencari jejak ayahnya.
"Saya cari sampai ke Jambi. Tidak ketemu. Balik lagi karena kehabisan uang," terang Fattah.
Anak lainnya pun sempat berencana kembali menyusul dan mencari sang bapak. Tapi Fattah melarang karena takut adiknya ikut hilang.
Setelah itu, berbagai kabar simpang siur soal Muhadi didengar oleh keluarganya.
Surti dan keempat anaknya sempat mendengar kabar bahwa Muhadi telah meninggal.
Mendengar kabar itu, mereka pun berusaha ikhlas dan menggelar yasinan.