Berita Tulungagung Hari Ini

Hikmah di Balik Pendemi, Dua Perempuan Tulungagung Ini Sukses Menekuni Batik Ecoprint

Masa pandemi dimanfaatkan untuk mengasah kemampuan, dan menemukan teknik dan formula sendiri. Hasilnya, sekali pameran bisa untung puluhan juta rupiah

Penulis: David Yohanes | Editor: rahadian bagus priambodo
suryamalang/david
Binti Mudawamah (kanan) dan Yayuk Wahyuni (tengah) memamerkan produk ecoprint yang diberi label Nawrah. 

Selain memanfaatkan sisa produksi menjadi pupuk organik.

"Ecoprint adalah teknik cetak dengan memindahkan warga alami tumbuhan ke media yang dicetak. Jadi harus kita kembalikan dengan menanam kembali," tandas Binti.

Sementara Yayuk mengaku, dulunya mempunyai usaha pembuatan kue yang ditekuni sejak 1990.

Saat pandemi usahanya mengalami kemunduran. Saat itulah Yayuk lebih serius belajar ecoprint. 
 
"Jadi pandemi kemarin ada hikmahnya, kami jadi ada waktu untuk belajar. Sambil produksi, kami terus menyempurnakan produk," ungkap Yayuk. 

Ibu asal Desa/Kecamatan Ngunut ini mengatakan, produk ecoprint Nawrah membidik kelompok menengah ke atas.

Karena itu kualitas produk menjadi salah satu yang ditekankan.

Tak heran berulang kali perajin yang digandeng terus berubah, untuk mendapatkan tenaga terampil. 

Setiap bulan jika dirata-rata, ada 25 aneka produk Nawrah yang terjual.

Jumlah ini belum termasuk jika ikut pameran di berbagai kota.

Produk Nawrah juga dipasarkan di sebuah mal terkenal di Surabaya. 

"Kami masuknya lewat asosiasi, lalu ada produk kami yang diminati dan dipasarkan di Mal," ungkapnya. 

Yayuk pula yang kini aktif mengikuti pameran di berbagai kota.

Usaha ini kini menjadi sumber penghasilan yang sangat menjanjikan.

Sementara seiring situasi pandemi yang semakin kondusif, usaha pembuatan kue milik Yayuk juga kembali bangkit.

Sumber: Surya Malang
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved