Berita Batu Hari Ini
Data Susur Sungai Brantas untuk Kebijakan Pemerintah
Perusahaan Umum Jasa Tirta I bersama Pemkot Batu, Pemkab Malang dan masyarakat kawasan hulu Sungai Brantas melaksanakan susur Sungai Brantas
Penulis: Benni Indo | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, BATU - Perusahaan Umum Jasa Tirta I bersama Pemkot Batu, Pemkab Malang dan masyarakat kawasan hulu Sungai Brantas melaksanakan susur Sungai Brantas, Senin (22/8/2022).
Kegiatan susur Sungai Brantas terakhir kali diselenggarakan pada 2019. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi terkini kawasan hulu Sungai Brantas.
Pada 2019 lalu, ditemukan belasan titik pembuangan sampah domestik di tepi sungai.
Kondisinya diperparah dengan adanya limbah cair rumah tangga. Limbah cair itu dialirkan langsung dari rumah ke sungai.
Susur sungai ini dimulai dari Sumber Mata Air Brantas yang berada di Arboretum, Kota Batu.
Direktur Utama Perum Jasa Tirta I, Raymond Valiant Ruritan bersama Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko dan sejumlah tokoh masyarakat serta aktivits peduli lingkungan melaksanakan tradisi lokal di dekat Sumber Mata Air Brantas sebelum acara susur dimulai.
"Kawasan hulu Sungai Brantas memiliki udara sejak, kaya keanekaragaman sumber hayati. Arboretum akan kami tampilkan sebagai titik 0 Sungai Brantas, meski ada mata air lain, tapi di sini debitnya stabil ketika penghujan atau kemarau," kata Raymond ditemui di Arboretum, Senin (22/8/2022).
Perum Jasa Tirta I akan membuat laporan berdasarkan hasil susur sungai ini. Laporan tersebut akan dikirim ke Pemkot Batu dan Pemkan Malang.
Raymond mengharapkan, laporan tersebut dapat menjadi pijakan bagi kedua daerah untuk mengeluarkan kebijakan di kawasan Sungai Brantas.
"Hasil susur sungai akan dilaporkan secara tertulis kepada pemerintah daerah. Sajian data ini diharapkan bisa menjadi pijakan pemerintah daerah untuk membuat kebijakan. Keberpihakan pemerintah terhadap isu lingkungan harus didasarkan pada data riil," ujarnya.
Raymond mendong kepala daerah bisa membuat kebijakan untuk betul-betul bisa menjaga sungai. Keberadaan Sungai Brantas misalnya, sangat penting bagi ekosistem di bawahnya.
"Semisal kecamatan atau desa yang diidentifikasi ada temuan sampah menumpuk, maka perlu dibuat kebijakan pengendalian sampah. Pemerintah bisa memberikan keberpihakan itu seperti keberpihakan anggaran dan kebijakan berbasis pelestarian lingkungan. Saya yakin data dan analisis lingkungan sudah ada untuk pemerintah daerah, namun kalau bersumber dari akademisi saja tidak bisa. Perlu data-data yang bersumber dari orang-orang yang tinggal di dekat sungai, orang-orang yang saat ini menjadi relawan," terangnya.
Posisi masyarakat dapat berperan sebagai pencemar dan penyelamat keberadaan kawasan hulu Sungai Brantas.
Kata Raymond, kawasan di Arboretum sangat ideal untuk lingkungan yang seimbang. Arboretum memiliki udara sejak, kaya keanekaragaman sumber hayati.
Arboretum awalnya memiliki luas 2,5 hektare, kemudian berkembang hingga 8 hektare.