Berita Tuban Hari Ini
Sulap Hasil Laut Jadi Kerupuk D'KAYAteen , Sri Kayatin Mampu Hasilkan Omzet Puluhan Juta
Sri Kayatin (50), pemilik Industri Kecil Menengah (IKM) D'KAYAteen mampu mengolah hasil produksi laut menjadi kerupuk dan datangkan keuntungan
Penulis: Mochamad Sudarsono | Editor: Dyan Rekohadi
Kendala Cuaca dan Pandemi Covid 19
Sebagai pelaku usaha kecil, masih merasakan adanya kendala selama berproses.
Produksi D'KAYAteen juga sempat berhenti total saat masa pandemi Covid 19.
Selama sekitar tiga bulan, pengolahan kerupuk ikan itu harus berhenti berproduksi karena pandemi covid-19.
Sebab rumitnya aturan screening untuk pengiriman barang ke luar kota menjadi penghalang, hingga membuat pemilik IKM memutuskan tak produksi.
"Tiga bulan tidak kerja saat pandemi covid-19, waktu angka kasus tinggi," kata owner D'KAYAteen, Sri Kayatin (50) ditemui di rumahnya, Kamis (20/9/2022).
Selama tidak produksi, ia tidak mampu berbuat banyak selain hanya menunggu badai covid-19 segera berlalu.
Setelah pemerintah mulai melonggarkan aturan terkait covid-19, ibu tiga anak itu mulai bernafas lega karena bisa memproduksi kembali kerupuk ikan olahannya.
Hingga akhirnya, ia kembali bisa mengirim kerupuk ikan, cumi, rajungan dan rengginang ke berbagai daerah di luar kota.
"Setelah aturan dilonggarkan mulai kirim ke Surabaya, Malang, Bali, Bekasi dan beberapa kota lain. Ada yang reseller maupun perseorangan," terangnya.
Masih kata Sri Kayatin, selain badai covid-19, ia juga mengungkap cuaca menjadi kendala untuk proses produksi kerupuk.
Sebab cuaca panas diperlukan untuk mengeringkan kerupuk yang dijemur, agar hasilnya bagus.
Apabila kondisi di musim hujan, maka bisa mempengaruhi kualitas kerupuk mudah hancur.
"Cuaca ini juga tidak kalah penting, kalau panas hasil kerupuk yang dijemur bagus," pungkas perempuan memiliki tiga pekerja tersebut.