TRAGEDI AREMA VS PERSEBAYA

Kisah Traumatis Jurnalis Malang di Tengah Kengerian Tragedi Kanjuruhan, Tak Kuat Lihat Korban Bocah

Jurnalis melihat tubuh-tubuh tak bernyawa, mendengar lengkingan takut serta tangisan bocah, hingga suara serak lemah permintaan tolong korban

Penulis: Dyan Rekohadi | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Purwanto
Gate 13 stadion Kanjuruhan Malang yang jadi saksi bisu kengerian Tragedi Kanjuruhan 

"Bapak itu sudah kelihatan lemas sekali, suaranya sudah serak, lemah ; mas tolongen aku," ujar Yona menirukan.

Tanpa berfikir panjang Yona menyambar bocah dalam gendongan si bapak. Ia memilih berusaha menyelamatkan si kecil .

"Aku jadi ingat anakku, kugendong, si anak itu menangis, kubiarkan dia tetap menangis biar organnya melawan, kularikan ke tempat petugas medis lalu kuserahkan ke petugas kesehatan," kisahnya.

Yona tak tahan, karena ia langsung teringat anaknya yang berada di rumah dan emosinya pun langsung tak terkontrol saat itu.

Dua kali terpukul mental, tak menyurutkan Yona untuk terus memberi bantuan sebisanya ketika kondisi emosinya mereda.

"Aku cerita begini mbrebes mili (meneteskan air mata)," kata Yona bergetar.

Baca juga: Presiden Jokowi: Seluruh Biaya Korban Tragedi Kanjuruhan Ditanggung oleh Pemerintah

Teringat Korban Bocah,Terbawa Hingga ke Mimpi 

Dendy, jurnalis Bola.net Malang juga merasakan bagaimana kengerian tragedi di stadion Kanjuruhan masih tergiang hingga terus terbawa dalam mimpinya.

Dendy berada di dalam ruang media malam itu untuk menunggu agenda konferensi pers dari tim Persebaya Surabaya yang akhirnya dibatalkan.

Ia keluar ruang media ketika mulai ada teriakan-teriakan yang menyebut ada korban meninggal dunia.

"Waktu itu aku keluar, check korban, check denyut nadinya gak ada, pijat jantung, gak respon. Di situ baru nyadar ini tragedi beneran. Di tahun 2018 korban meninggal di RS, ini meninggal di stadion," ungkap Dendy.

Saat itu juga ia berinisiatif membawa sejumlah minuman air meniral dan menuju tribune VIP, membantu memberi minum dan membasuh wajah beberapa korban.

Dia baru menyadari korban lebih parah banyak dari sisi tribun Selatan ketika kembali turun ke ruang media dan melihat mulai banyak korban diusung.

"Aku ke luar, ikut membantu membopong korban secara estafet , aku dan teman-teman Aremania bergantian mengangkat tubuh korban yang sebelumnya dibawa tentara dari arah tribune 14, kami bawa ke ruang medis," terangnya.

Setelah sekitar 4 kali membopong korban yang rata-rata dalam kondisi tak sadar, Dendy akhirnya memiilih membantu seorang korban yang nampak masih sadar saat dibopong.

Sumber: Surya Malang
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved