TRAGEDI AREMA VS PERSEBAYA
Pengakuan Penjual Dawet Soal Gas Air Mata dan Aremania Mabuk, Tenyata Tak Valid
Fakta pengakuan soarang penjual dawet saat pertandingan Arema Vs Persebaya yang berlangsung di stadion Kanjuruhan.
Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: Adrianus Adhi
Menurut Ghozali, di lokasi tersebut hanya ada toko mebel dan juga kios yang berjualan jersei.
"Kami baru saja dari Kanjuruhan dan mengecek langsung posisi yang disebut bakul dawet ini.
Di Pintu 3 itu hanya ada toko kios mebel dan kios jersei," kata dia.
Bantahan suporter menenggak miras
Ketika ditanya mengenai klaim banyak Aremania menenggak miras dan obat terlarang sehingga mereka bertindak anarkistis, Ghozali dengan tegas membantah klaim itu.
Ghozali menuturkan, dia mengenal secara pribadi sosok suporter bernama Nawi, yang disebut sebagai pemabuk oleh perempuan yang mengaku sebagai penjual dawet Kanjuruhan.
Suporter yang dimaksud adalah Iwan Junaedi. Bisa dibilang bahwa pria yang akrab disapa Sam Nawi itu merupakan salah satu tokoh Aremania yang dikenal di kalangan para suporter.
Tidak hanya di Malang, Sam Nawi juga dikenal oleh para suporter rival, tapi sebagai sosok yang cinta perdamaian dan berupaya mencegah pertikaian antar-suporter.
Ghozali tidak terima sahabatnya itu difitnah dengan narasi bohong di media sosial.
"Yang namanya Nawi itu sahabat saya dan dia itu bikin koreografi di sana (Kanjuruhan). Dia sama sekali enggak minum miras," kata Ghozali.
Menurut Ghozali, klaim bahwa Nawi adalah seorang pemabuk sangat melukai perasaannya sebagai sahabat dekat.
"Nawi itu adalah ketua suporter Korwil Singosari. Dia meninggal (saat peristiwa).
Dia itu sahabat saya, dia seorang muslim dan dia itu muazin di salah satu masjid di Singosari," tuturnya.
Bantahan Dinkes
Terkait klaim yang menyatakan banyak jenazah suporter mengeluarkan bau miras, Tim Cek Fakta juga menghubungi Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang dr Husnul Muarif.