TRAGEDI AREMA VS PERSEBAYA

Tak Hanya Suporter, Kengerian Tragedi Arema Juga Dirasa Pemain: Ikut Gotong Korban Tewas dan Trauma

Berada di lokasi yang sama, pemain Arema FC juga merasakan bagaimana kengerian tragedi Arema pada malam itu. Simak kisah selengkapnya berikut ini.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM/Purwanto/Instagram @aremafcofficial
Potret tragedi Arema Vs Persebaya (kanan) dan pemain Singo Edan (kiri) dalam artikel Pemain Singo Edan Alami Trauma Usai Tragedi Arema Vs Persebaya 

"Akhirnya pemain sepakat membuka pintu pemain. Apalagi saat melihat keluar ruangan, sudah terlihat banyak korban berjejer," ungkap Teguh Amiruddin via telepon pada Kompas.com, Senin (3/10/2022) grup Suryamalang.

Melihat pemandangan di depan mata, para pemain Arema FC, termasuk Teguh Amiruddin merasa kalut. 

Tiba-tiba, Teguh Amiruddin melihat seorang korban Aremania dari tribune dan ikut menggotongnya. 

"Saat itu, saya dua pemain keluar ruangan, melihat Aremania menggotong korban dari tribune. Kami bergabung (menggotong) dan saya minta untuk langsung dimasukkan ke ruang ganti," ujarnya.

Teguh Amiruddin mengaku tidak mengenal siapa sosok yang tubuhnya dia angkat sebab tak ada satu pun petunjuk identitas. 

Namun yang pasti, kata Teguh, pada saat digotong, mulut korban masih bergetar.

"Tapi saat kami letakkan di lantai, berselang beberapa menit sudah tidak ada lagi getaran mulutnya"

"Setelah kami cek urat nadi di leher dan tangannya sudah tidak lagi berdetak"

"Kakinya pun berubah menjadi dingin," ujar Teguh Amiruddin lirih.

Ternyata, orang yang sempat digotongnya telah meninggal dunia.

Teguh Amiruddin mengatakan, kurang lebih ada 10 korban yang dievakuasi ke ruang ganti pemain.

Namun dari 10 orang tersebut, empat di antaranya meninggal dunia di lokasi itu.

"Akhirnya setelah beberapa waktu, korban-korban itu kemudian dievakuasi oleh jajaran kepolisian ke rumah sakit," katanya.

Menurut Teguh Amiruddin, saat itu ia bersama pemain yang lain masih tertahan di ruang ganti hingga pukul 04.00 WIB.

Hal itu, karena manajemen memberikan kebijakan untuk tidak pulang terlebih dahulu dengan alasan keamanan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved