TRAGEDI AREMA VS PERSEBAYA
Tak Hanya Suporter, Kengerian Tragedi Arema Juga Dirasa Pemain: Ikut Gotong Korban Tewas dan Trauma
Berada di lokasi yang sama, pemain Arema FC juga merasakan bagaimana kengerian tragedi Arema pada malam itu. Simak kisah selengkapnya berikut ini.
Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
"Karena kan situasi tidak kondusif saat itu. Banyak Aremania dan korban yang dievakuasi di ruang utama stadion, yang berada tepat di depan ruang ganti kami," ujar dia.
Stadion Kanjuruhan yang menjadi lokasi pertandingan Arema FC melawan Persebaya, menjadi saksi bisu tragedi terkelam dalam sejarah sepak bola di Indonesia.
Hingga Minggu (2/10/2022), Dinas Kesehatan Kabupaten Malang mencatat, 125 orang tewas dalam insiden tersebut.
Tragedi itu terjadi sesaat setelah wasit meniup peluit tanda pertandingan berakhir sekitar pukul 22.00 WIB.
Ribuan suporter kemudian masuk ke lapangan untuk memprotes kekalahan tim Arema.
Aparat selanjutnya menembakkan gas air mata ke lapangan dan arah tribun penonton.
Seketika, ribuan orang berdesak-desakan, berebut keluar dari stadion dan terinjak-injak.
Atas insiden maut yang menimpa Kota Malang, Indonesia dan dunia turut berduka.
Bahkan Bonek menggelar doa bersama untuk korban tragedi Arema vs Persebaya pada Senin (3/10/2022) malam
Ribuan Bonek mengikuti doa bersama yang digelar di Tugu Pahlawan, Surabaya dengan memakai baju hitam sambil menggenggam lilin.
Ketua DPRD Surabaya, Adi Sutarwijono, Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan, Manajer Persebaya Surabaya, Yahya Alkatiri, dan pemain Persebaya, Muhammad Alwi Slamat hadir dalam doa bersama tersebut.
Suporter membawa poster berisi sejumlah pesan perdamaian.
"Tidak Ada Sepakbola Seharga Nyawa"
"Kemanusiaan di Atas Segalanya"
"Tetap Kuat Arek Malang".