TRAGEDI AREMA VS PERSEBAYA

Fakta Meninggalnya Polisi di Tragedi Kanjuruhan Terungkap, Aremania Tulungagung Ini Saksinya

Bimo (23), Aremania asal Tulunggagung menjadi salah satu saksi yang temukan dan mengevakuasi tubuh anggota polisi, Bripka Andik Purwanto di Kanjuruhan

Penulis: David Yohanes | Editor: Dyan Rekohadi
KOLASE - SURYAMALANG.COM/Purwanto/David Yohanes
Kondisi Pintu 12 stadion Kanjuruhan Malang setelah peristiwa Tragedi Kanjuruhan dan Bimo, Aremania asal Tulungagung yang menemukan dan mengangkat tubuh anggota polisi korban peristiwa maut itu 

SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Fakta terkait meninggalnya anggota polisi, sebagai salah satu korban dalam tragedi stadion Kanjuruhan mulai terungkap dari pengakuan Aremania asal Tulungagung.

Bimo (23), Aremania asal Tulunggagung menjadi salah satu saksi yang mendapati dan mengevakuasi tubuh anggota polisi, Bripka Andik Purwanto yang meninggal dunia di Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022.

Bimo, pemuda asal Desa/Kecamatan Kauman adalah Aremania yang selamat dari tragedi Stadion Kanjuruhan di malam kelam itu.

Baca juga: Jawaban Isu Penculikan Aremania Pengunggah Video Tragedi Kanjuruhan Oleh Kadiv Humas Polri : Tak Ada

Dialah sosok yang menemukan Bripka Andik Purwanto, salah satu polisi yang jadi korban tragedi Kanjuruhan.

Bimo juga yang mengevakuasi , menggotong tubuh Bripka Andik Purwanto kala itu, dibantu beberapa Aremania lain yang selamat.

Bimo mengisahkan, saat kejadian ia ada di tribune Ekonomi Selatan stadion Kanjuruhan saat gas air mata ditembakkan.

Tapi ia berhasil selamat karena mampu mengendalikan diri. Ia justru bisa selamat karena bersikap tenang dan hanya menunggu diam di tempat duduknya meski terpapar gas air mata.

"Saat itu mata saya sangat perih, tapi saya tetap diam," tutur Bimo.

Aremania membopong korban kericuhan saat laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022).
Aremania membopong korban kericuhan saat laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). (SURYAMALANG.COM/Purwanto)

Menurutnya, yang dilakukannya saat itu berusaha tetap tenang dan berdiam di tribun.

Bimo mengaku menutup mata supaya tidak pedih.

Dia juga mengatur nafas dan sambil menutup hidung supaya tidak sesak.

Cara itu membuatnya bisa bertahan hingga kondisinya sedikit lega dan berani membuka mata.

"Saat buka mata ternyata teman-teman saya sudah hilang semua. Saya mulai mencari mereka," kenangnya.

Saat itu kondisinya sudah sangat kacau. Bimo mulai mencari jalan keluar sembari mencari teman-temannya.

Ia mengaku tidak ingat pasti, antara Gate 12 atau 13 sudah terlihat tumpukan tubuh manusia.

Mereka saling tindih satu sama lain karena akan keluar, namun pintu masih tertutup.

Saat itulah Bimo melihat sesosok tubuh polisi di antara tubuh-tubuh yang bertumpuk itu.

"Almarhum kan pakai rompi polisi, jadi dia paling mencolok dibanding yang lain," ujar Bimo.

Tubuh laki-laki dengan seragam dan rompi polisi itu tertelungkup di atas tubuh lainnya.

Bimo bersama sejumlah suporter lain mengangkat tubuh polisi itu ke pintu masuk utama atau VIP.

Belakangan diketahui sosok polisi itu adalah Bripka Andik Purwanto, anggota Polres Tulungagung yang BKO ke Polres Malang.

"Saya tidak tahu kalau dia juga orang Tulungagung. Pokoknya saya angkat bersama sekitar 6 orang menuju pintu utama stadion," paparnya.

Baca juga: FAKTA Pintu 13 Stadion Kanjuruhan Terbuka di Menit 85 dan Masih Dijaga Aparat, Kenapa Terkunci Lagi?

Saat ditemukan tubuh Bripka Andik sudah lemas dan tidak merespon.

Belakangan diketahui ada dua polisi yang menjadi korban tragedi Stadion Kanjuruhan.

Salah satunya Bripka Andik yang dievakuasi oleh Bimo dan korban satu lagi, Briptu Fajar Yoyok Pujianto, anggota Polsek Dongko, Polres Trenggalek.

Selepas membawa tubuh Bripka Andik, Bimo tidak balik lagi ke arah tribun.

Dia langsung keluar lewat pintu utama stadion.

Ia juga berhasil menemukan temannya, Bagus (24) yang terpisah saat gas air mata mulai menyerang.

"Kami berangkat bertujuh dari Tulungagung. Semua terpisah cari selamat sendiri-sendiri," pungkasnya.

Sementara Bagus mengaku melihat tumpukan manusia di Gate 12 hingga 14.

Mereka yang lari ke arah pintu keluar kecele karena pintu masih tertutup.

Mereka berusaha lari ke arah sebaliknya namun suporter di belakangnya terus berlari ke arah pintu.

Akhirnya terjadi tumpukan suporter hingga akhirnya menyebabkan kejadian fatal itu.

"Yang sudah di lorong mau balik, tapi yang di belakang mau lari ke arah pintu. Akhirnya bertumpuk di situ," ucapnya.

Baca juga: Kisah Traumatis Jurnalis Malang di Tengah Kengerian Tragedi Kanjuruhan, Tak Kuat Lihat Korban Bocah

Kondisi Gate 12 stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang pasca tragedi maut usai laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya, 1 Oktober 2022. Pintu 12 ini diduga menjadi salah satu titik tempat jatuhnya banyak korban Aremania
Kondisi Gate 12 stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang pasca tragedi maut usai laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya, 1 Oktober 2022. Pintu 12 ini diduga menjadi salah satu titik tempat jatuhnya banyak korban Aremania (SURYAMALANG.COM/Purwanto)

Bripka Andik Tak Kembali Setelah Masa Tugas Pengamanan Usai

Kapolres Tulungagung, AKBP Eko Hartanto memaparkan pihaknya mengirimkan 23 personel BKO ke Malang, terdiri dari satu perwira dan 22 bintara.

Malam itu, setelah selesai pengamanan, Bripka Andik tidak ditemukan.

Personel yang lain mencoba mencari namun tidak membuahkan hasil.

"Akhirnya kami mencari tahu, kontak ke rumah sakit dan Padal di sana. Ternyata benar, ada satu anggota kami yang meninggal dunia," sambung Eko.

Baca juga: Kesaksian Pemain Saat Aremania Turun Lapangan Sebelum Tragedi Arema Vs Persebaya: Tidak Menyerang

Terkait penyebab meninggalnya korban, Kapolres menyerahkan ke Polda Jawa Timur.

Sementara 22 personel yang diperbantukan ke Polres Malang telah tiba dengan selamat.

Mereka juga telah menjalani pemeriksaan kesehatan.

"Alhamdulillah, yang lain sudah tiba dengan selamat semua," ucap Eko.

Aipda Anumerta Andik Purwanto terakhir menjabat sebagai Bhabinkamtibmas Desa Bendiljati Wetan, Kecamatan Sumbergempol.

Almarhum meninggalkan dua putra dan seorang istri.

Andik bersama anggota Polres lainnya berjaga di atas tribun 10.

Saat kerusuhan terjadi, Andik terpisah dari  teman-temannya. 

Pemakaman Brigadir Kepala Andik Purwanto sudah dilangsungkan pada Minggu (2/10/2022) siang.

Sebelumnya jenazah tiba dari Malang ke rumah duka di Desa tambakrejo, Kecamatan Sumbergempol pada pukul 12.11 WIB.

Setelah disalatkan dan melewati prosesi, jenazah diberangkatkan ke pemakaman umum Desa Sambijajar, Kecamatan Sumbergempol sekitar pukul 13.15 WIB.

Prosesi pemakaman dilakukan secara militer, dengan tembakan salvo.

"Beliau meninggal dunia saat menjalankan tugas kepolisian," ujar AKBP Eko Hartanto.

Bripka Andik mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa menjadi Aipda Anumerta.

 

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved