Breaking News

TRAGEDI AREMA VS PERSEBAYA

Aremania Boleh Datang di Autopsi Jenazah Aremanita Korban Tragedi Kanjuruhan, Ada Dokter PDFI Senior

Salah satu dokter forensik senior tercatat masuk dalam daftar 8 dokter yang akan melakukan autopsi korban Tragedi Kanjuruhan di Wajak Malang

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Erwin Wicaksono
Kondisi makam 2 Aremanita korban Tragedi Kanjuruhan di Pemakama Umum Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang pada Jumat (4/11/2022) yang mulai disiapkan. Polisi dan tim dokter akan menjalankan ekshumasi, penggalian kembali makam untuk autopsi guna mengungkap penyebab kematian korban Tragedi Kanjuruhan itu. 

SURYAMALANG.COM - Aremania diperbolehkan datang saat Ekshumasi - autopsi jenazah 2 Aremanita korban Tragedi Kanjuruhan di Wajak Malang yang akan dilangsungkan besok, Sabtu (5/11/2022).

Persiapan jelang pelaksanaan autopsi korban tragedi Kanjuruhan untuk pertama kalinya itu sudah dijalankan termasuk penunjukan 8 dokter Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Cabang Jatim.

Salah satu dokter forensik senior tercatat masuk dalam daftar 8 dokter yang akan melakukan autopsi untuk mengungkap penyebab kematian korban Tragedi Kanjuruhan.

Baca juga: Begini Suasana Terkini Makam Dua Korban Tragedi Kanjuruhan Jelang Autopsi

Dokter ahli forensik senior itu yakni Prof. Dr. Med. dr. H. M. Soekry Erfan Kusuma, Sp. FM., Subsp. SBM (K) masuk dalam daftar tim dokter yang melakukan autopsi jenazah Aremanita berdasarkan lampiran Surat Keterangan (SK) PDFI Cabang Jawa Timur, bernomor 20/PDFI-JATIM/X/2022, tanggal 30 Oktober 2022.

Prof Soekry Erfan Kusuma yang merupakan Guru Besar Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Unair    itu ditunjuk sebagai pembina dalam pelaksanaan autopsi korban Tragedi Kanjuruhan.

Prof Soekry yang memiliki pengalaman panjang di bidang forensik termasuk terlibat dalam identifikasi korban bom Bali 2002 akan menjadi pembina bersama Prof. Dr. H, Ahmad Yudianto, dr., Sp.FM.,Subsp. SBM, SH, M. Kes.

Total ada delapan orang dokter forensik yang akan dikerahkan dalam pelaksanaan autopsi terhadap dua jenazah Aremanita korban Tragedi Kanjuruhan, Natasya Debi Ramadhani (16), dan Nayla Debi Anggraeni (13).

Para dokter forensik yang dilibatkan dalam proses autopsi tersebut, merupakan anggota Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Cabang Jatim.

Pada pelaksanaan autopsi korban Tragedi Kanjuruhan tersebut. Delapan orang dokter tersebut dibagi dalam tiga struktur pelaksana tugas. 

Yakni, sebagai penasehat, terdiri dari dua dokter yang berasal dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) yang disebutkan di atas.

Kemudian, bertindak sebagai ketua tim autopsi ialah Nabil Bahasuan, dr. SpFM.,SH.,MH, yang juga menjabat sebagai Ketua PDFI Cabang Jatim, dan merupakan dokter forensik dari Fakultas Kedokteran Universitas Hangtuah Surabaya. 

Baca juga: KRONOLOGI Autopsi Jenazah Aremanita Korban Tragedi Kanjuruhan, Jalan Terjal Menuju 5 November 2022


Selanjutnya, lima orang anggota dokter pelaksana dalam autopsi tersebut, yakni:


1) Abdul Aziz, dr. Sp. FM (RSUD Dr. Soetomo Surabaya)


2) Deka Bagus Binarsa, dr., Sp. FM
(RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang / Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang)


3) Edy Suharto, dr., Sp. FM (RSUD Syarifah Ratoe Ebo Kabupaten Bangkalan Madura)


4) Nily Sulistyorini, dr., Sp. FM (Fakultas Kedokteran Unair Surabaya)


5) Rahmania Kemala Dewi, dr. Sp. FM (RS Unair Surabaya)

Baca juga: Cahayu Nur Dewata, Aremanita Korban Tragedi Kanjuruhan Dihantui Trauma Hingga Ingatan Terganggu

Selain para dokter yang ditunjuk oleh PDFI Jatim itu, ada juga tim dokter lain termasuk dari Biddokes Polda Jawa Timur yang ikut ambil bagian dalam proses autopsi.

"Pada saat pelaksanaan, nanti ada tim dokter inti terdiri dari 6 orang. Kemudian dokter forensik ada 9 orang. Juga dari dokter Biddokes Polda Jawa Timur," ujar  Kapolres Malang, AKBP Putu Kholis Aryana usai meninjau lokasi makam, Jumat (4/11/2022).

Kholis menyebut proses autopsi akan bersifat transparan dan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan investigasi kasus Tragedi Kanjuruhan juga akan hadir, termasuk Aremania.

"Semua difasilitasi hadir mulai dari Kompolnas, TGIPF dan pengawas eksternal lain dipersilahkan," tutur Kholis.

Terakhir, Kholis menyatakan jika seluruh teknis pelaksanaan ekshumasi sepenuhnya dilakukan oleh tim dokter forensik.

"Tim dokter akan mempertimbangkan faktor cuaca teknis kami akan mengikuti apa yang menjadi keputusan tim dokter," tutupnya.

Kholis juga mempersilakan Aremania hadir dalam pelaksanaan ekshumasi 

"Bareng-bareng nanti bagi Aremania yang ingin hadir dan mengawal dipersilakan hadir. Sebagai bentuk transparansi kami agar proses berjalan lancar," jelas Kholis.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto mengatakan, pelaksanaan autopsi merupakan salah satu komitmen dari pihak kepolisian untuk berupaya menuntaskan tahapan penyelidikan dan penyidikan kasus Tragedi Kanjuruhan

"Iya pelaksanaan autopsi tersebut dijadwalkan berlangsung pada Sabtu besok, dengan melibatkan delapan orang dokter yang ditunjuk dari PDFI Cabang Jatim," ujarnya saat dihubungi, Jumat (4/11/2022). 

Devi Athok Yulfitri menunjukkan foto kedua putrinya yang telah meninggal dunia, jadi korban Tragedi Kanjuruhan di kediamannya, Rabu (19/10/2022).
Devi Athok Yulfitri menunjukkan foto kedua putrinya yang telah meninggal dunia, jadi korban Tragedi Kanjuruhan di kediamannya, Rabu (19/10/2022). (SURYAMALANG.COM/Purwanto)

Persiapan di Lokasi

Persiapan sudah mulai dilakukan di area makam jelang dilakukannya ekshumasi dan autopsi jenazah Aremanita korban tragedi Kanjuruhan

Dari pengamatan SURYAMALANG.COM, tenda sudah mulai dipasang di lokasi pemakaman umum Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang tempat 2 korban Tragedi Kanjuruhan Natasya Debi Ramadhani (16), dan Nayla Debi Anggraeni (13) dimakamkan.

Letak makam tersebut berada di antara lahan persawahan dan ladang jagung di Desa Sukolilo sehingga cukup jauh dari pemukiman warga.

Salah satu petugas juru kunci makam, Kusno (60) mengatakan tenda-tenda tersebut baru dipasang pada siang ini, Jumat (4/11/2022).

"Sudah mulai dipasang tenda berukuran 4x6 tepat berada di bawah makam almarhum (korban Tragedi Kanjuruhan). Tenda kabarnya yang menyiapkan adalah pihak kepolisian," ujar Kusno ketika ditemui di Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang.

Baca juga: Tragedi  Kanjuruhan, Konsultan Sepak Bola Asal Italia Dorong Arema FC Segera Bangkit

Kusno mengatakan pihak juru kunci sebelumnya telah melakukan bersih-bersih di lokasi pemakaman jelang dilakukannya otopsi.

Ia bercerita jika lokasi pemahaman kerap didatangi petugas berseragam baru-baru ini.

"Jelang dilakukan otopsi, akhir-akhir ini makam sering didatangi petugas berseragam. Cuman mengecek kondisi lokasi (makam)," papar Kusno.

Menurut Kusno, suasana makam sejauh ini sejak dimakamkannya dua korban Tragedi Kanjuruhan terpantau normal seperti biasanya.

Sesekali keluarga korban yang juga tingga di Kecamatan Wajak terlihat memanjatkan doa di makam kedua almarhum.

Di sisi lain, Kusno mengaku baru pertama kali ini dilakukan ekshumasi di makam selama dirinya menjadi petugas juru kunci pemakaman umum Desa Sukolilo.

"Baru pertama kali ini di sini akan dilakukan otopsi. Sebelumnya tidak pernah selama saya puluhan tahun di sini. Nanti kabarnya juga jenazah langsung dimakamkan kembali di tempat semula," tutupnya.

 

Kronologi Autopsi Jenazah 2 Aremanita

Seperti diberitakan sebelumnya, autopsi korban Tragedi Kanjuruhan akhirnya dijadwalkan pada 5 November 2022 setelah sebelumnya sempat dibatalkan.

Autopsi untuk jenazah 2 Aremanita, anak dari Devi Athok Yulfitri yang bernama Natasya Debi Ramadhani (16), dan Nayla Debi Anggraeni (13) yang dimakamkan di Wajak, Kabupaten Malang, merupakan autopsi pertama dalam rangka penyidikan kasus Tragedi Kanjuruhan

Proses hingga dijadwalkan kembali autopsi jenazah Aremanita ini, sempat melalui jalan terjal dan rumit.

Devi Athok Yulfitri ayah almarhumah Natasya dan Nayla menjadi pelopor, sebagai keluarga korban Tragedi Kanjuruhan yang meminta autopsi bahkan sempat mencabut kesediaan autopsinya.

Semula autopsi di makam umum di Wajak itu telah dijadwalkan pada 19 Oktober lalu, tapi karena  adanya tekanan psikis, Athok mencabut kesediaan pada 17 Oktober 2022 dan autopsi saat itu dibatalkan.

Tapi ketika mendapat dukungan dari TGIPF dan Komnas HAM, Devi Athok akhirnya mengajukan autopsi kembali bagi jenazah kedua putrinya.

Devi Athok kembali mengajukan autopsi dengan membuat surat yang ditujukan ke Kapolri pada 22 Oktober 2022.

Devi Athok ingin mengetahui secara pasti apa penyebab kematian dua putrinya yang masih remaja itu di Stadion Kanjuruhan. 

Baca juga: Isi Lengkap Surat Pengajuan Autopsi Ayah 2 Aremanita Korban Tragedi Kanjuruhan, Harap Kapolri Restui

Proses autopsi korban Tragedi Kanjuruhan bisa dikatakan melalui proses yang cukup alot.

Dari 135 korban jiwa yang jatuh dalam Tragedi Kanjuruhan sejauh ini hanya ada dua keluarga yang menyatakan bersedia jenazah anggota keluarganya diautopsi.

Selain Devi Athok, sebenarnya ada Keluarga Aremania lain yang jadi korban Tragedi Kanjuruhan yang bersedia Autopsi.

Mereka adalah pihak keluarga dari Abdul Haris, Ketua Panpel Arema FC yang bersedia jenazah anggota keluarga seorang bocah SMP korban Tragedi Kanjuruhan yang juga siap diautopsi.

Tapi sejauh ini pihak Devi Athok yang secara resmi membuat surat pengajuan agar dilakukan autopsi bagi jenazah dua putrinya dan ditindaklanjuti polisi.

Sementara anggota Tim Hukum Gabungan Aremania, Anjar Nawan Yusky mengatakan hingga saat ini, Tim Hukum Gabungan Aremania masih terus menerima dan melakukan pendataan korban Tragedi Kanjuruhan.

Dari sekian banyak data yang masuk, terdapat beberapa keluarga korban Tragedi Kanjuruhan yang menyampaikan memiliki niatan untuk melakukan autopsi.

"Dari data, ada empat keluarga korban, tetapi mereka belum secara tegas menyatakan siap untuk autopsi. Dan empat keluarga korban itu, telah didampingi oleh kuasa hukum," pungkas Anjar Nawan. 

 

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved