Mitos Gerhana Bulan Saat Hamil Menurut Penjelasan Islam, Begini Sejarahnya di Zaman Nabi SAW
Ibu-ibu jangan takut, begini mitos Gerhana Bulan saat hamil menurut penjelasan Islam, simak sejarahnya di zaman Nabi Muhammad SAW
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Terungkap mitos Gerhana Bulan saat hamil menurut penjelasan Islam hingga sejarahnya di zaman Nabi Muhammad SAW.
Dari penjelasan ulama Buya Yahya, mitos Gerhana Bulan saat hamil yang membuat ibu-ibu takut tidak benar adanya.
Sesuai tajuknya, mitos Gerhana Bulan saat hamil hanya mitos yang berkembang di masyarakat dan jadi cerita turun-temurun.
Kendati begitu, beberapa kelompok masyarakat masih mempercayai fenomena Gerhana Bulan Total ini yang dikaitakan dengan hal mistis.
Bahkan, ibu hamil dilarang keluar rumah dan harus bersembunyi di bawah kolong tempat tidur ketika terjadi Gerhana Bulan.
Lalu bagaimana penjelasan Buya Yahya terhadap mitos ini?
Buya Yahya, pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah yang berpusat di Cirebon buka suara.
Buya Yahya menegaskan tentang ibu hamil harus bersembunyi di bawah ranjang tempat tidur adalah mitos dan tidak benar.
“Anda sudah tau mitos, ya (itu) mitos,” ungkap Buya Yahya dalam tayangan Youtube Al-Bahjah TV.
Sebagai seorang muslim, kata Buya, ketika Gerhana Bulan terhajadi disunnahkan mengerjakan shalat Khusuf (Shalat Gerhana).
“(kerjakan) Shalat Gerhana, bukannya masuk kolong (tempat tidur), bukan mukul-mukul pohon biar berbuah, bukan pukul panci karena dimakan buto ijonya,” jelas Buya.
Mengutip SerambiNews 'Gerhana Bulan Total, Ibu Hamil Jangan Percaya Mitos'.

Buya Yahya menegaskan jangan mempercayai perbuatan dan hal-hal tersebut.
Lebih lanjut, Buya Yahya menceritakan sejarah di zaman Nabi Muhammad SAW ketika terjadi Gerhana Bulan.
Kata Buya Yahya, pernah terjadi sebuah fitnah ketika zaman Baginda Nabi.
Pada saat itu putra Rasulullah SAW, Sayyidina Ibrahim wafat ketika sedang terjadi gerhana.
Penduduk pada kala itu mengira gerhana terjadi karena putra Nabi wafat.
Lalu Rasulullah SAW mengatakan “Gerhana bukan karena anakku wafat, tapi ini tanda kebesaran Allah”.
Maka, kata Buya, umat Islam disunnahkan untuk mengerjakan shalat khusuf bukannya masuk dan bersembunyi di bawah kolong tempat tidur.
“Itu mitos tidak boleh Anda ikuti dan percayai. Kalau Anda menemukan Gerhana maka Shalat Gerhana,” jelas Buya Yahya .
Bagaimana Shalat Khusuf?
Buya Yahya mengatakan shalat gerhana dikerjakan dengan empat rukuk dan bacaan yang panjang di masjid.
“Kalaupun tidak, Anda bisa kerjakan seperti shalat biasa saja, seperti shalat Subuh. Niatkan shalat Khusuf,” jelas Buya Yahya .
Buya menjelaskan, memang utamanya dalam mengerjakan shalat khusuf dalam setiap rakaatnya adalah dua kali rukuk.
“Kalau Anda ribet begitu, cukup kerjakan dua rakaat persis shalat subuh dan gak usah masuk kolong,” tutup Buya Yahya.
Fenomena Gerhana Bulan Total diperkirakan terjadi pada Selasa (8/11/2022).
Gerhana Bulan Total terjadi ketika seluruh permukaan Bulan memasuki bayangan inti (umbra) Bumi.
Hal ini disebabkan oleh konfigurasi antara Bulan, Bumi dan Matahari membentuk garis lurus.
Gerhana Bulan Total 8 November 2022 terjadi dengan durasi total selama 1 jam 24 menit 58 detik dan durasi umbral (sebagian + total) selama 3 jam 39 menit 50 detik.
Lebar Gerhana Bulan total kali ini sebesar 1,3589 dengan jarak pusat umbra ke pusat Bulan sebesar 0,2570.
Gerhana ini termasuk ke dalam gerhana ke-20 dari 72 gerhana dalam Seri Saros 136 (1680-2960).
Demikian penjelasan Gerhana Bulan saat hamil menurut penjelasan Islam hingga sejarahnya di zaman Nabi Muhammad SAW.
Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com
(SerambiNews|Agus Ramadhan)