Berita Pasuruan Hari Ini
Modus Prostitusi Belasan Cewek di Pesanggrahan Tretes Bertarif Rp 500 Ribu, Lowongan Pelayan Kafe
'Papi' bos bisnis prostitusi yang juga menjajakan cewek anak-anak di Gempol dan Tretes Pasuruan itu ternyata membuka lowongan kerja untuk pelayan Kafe
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Modus prostitusi cewek di Pesanggrahan Tretes dan kedok warung kopi (warkop), di sebuah ruko di Gempol, Pasuruan, yang digerebek Polda Jatim terungkap.
Para pelaku, 'papi' bos bisnis prostitusi yang juga menjajakan cewek anak-anak itu ternyata membuka lowongan kerja untuk menggaet para gadis untuk dijual kemolekan tubuhnya.
Modus berupa janji pekerjaan dengan gaji tinggi, mampu menjerat sejumlah gadis yang akhirnya ditampung di sebuah wisma di Prigen lalu ditawarkan pada pria hidung belang.
Seperti diketahui prostitusi yang melibatkan belasan cewek berkedok warung kopi (warkop), di sebuah ruko, Kecamatan Gempol, Pasuruan, yang digerebek Polda Jatim, Senin (14/11/2022),
Kasubdit IV Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Hendra Eko Triyulianto, mengungkapkan, para pelaku berjumlah empat orang memanfaatkan media sosial (Medsos); Facebook, untuk menggaet para perempuan, dalam bisnis esek-esek yang dikelolanya.
Para pelaku membuat sebuah unggahan lowongan kerja laiknya agensi yang bergerak di bidang sumber daya manusia untuk mencari tenaga kerja.
Dalam unggahan tersebut para pelaku menjanjikan para calon korbannya untuk bekerja sebagai pelayan di sebuah kafe dengan iming-iming gaji tinggi.
Tak pelak, hal itu yang menyebabkan, para korban kepincut untuk bergabung dengan lowongan pekerjaan yang ditawarkan oleh para pelaku.
"Dari medsos nawari kerja di kafe dengan gaji tinggi," ujar Hendra, Minggu (20/11/2022).
Setelah para korban yang kepincut iklan abal-abal lowongan pekerjaan tersebut, tiba di ruko tersebut mereka lantas dipekerjakan sebagai pelayan warkop yang juga menyediakan hiburan 'esek-esek' berbayar.
Berdasarkan hasil penyidikan terhadap korban dan tersangka, kemolekan tubuh para korban dijajakan dengan harga kisaran Rp500-Rp800 ribu, sekali kencan.
"Pelaku mendapatkan hasil Rp300-Rp500 ribu, dari eksploitasi korban," jelasnya.
Kemudian, agar bisnis prostitusi terselubung tersebut tak terendus aparat berwajib, para korban dibatasi aktivitasnya untuk tidak keluar wisma dan dilarang mengaktivasi segala bentuk perangkat komunikasi yang berhubungan dengan pihak luar.
"Para perempuan dan anak itu di ruko sehari-harinya tidak boleh keluar, ponsel disita bisa keluar hanya khusus untuk melayani tamu sebagai PSK di Pesanggrahan Tretes," pungkasnya.
Prostutusi berkedok WarungKopi di Gempol dan Tretes itu ternayat seudah berjalan cukup lama.