Berita Malang Hari Ini
Mahasiswa Unisma Bakar Ban di Kampus Minta Rektor Unisma Dilantik
Sejumlah mahasiswa Universitas Islam Malang (Unisma) membakar ban di depan kantor Yayasan Unisma, Senin (5/12/2022).
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: rahadian bagus priambodo
"Jika ada kekosongan kepemimpinan itu, civitas akademi akan dirugikan karena tidak ada penanggungjawabnya. Misalkan pencairan anggaran dan lain-lain," jawab dia.
Ditambahkan Ali, saat tim klarifikator PBNU ke Unisma, masing-masing punya argumen sendiri. Dikatakan, pengawas yayasan ada tiga orang. Tapi atas surat laporan ke PBNU itu tidak diketahui anggota lainnya dan tidak pernah paraf.
Maka itu dianggap atas nama pribadi tapi kok atas nama pengawas. Ia menyatakan, sebagai PTS maka butuh sosok yang mampu memberikan memberikan atau rezeki pada 800 nyawa karyawan dan dosen.
"Kalau ada yang bisa fight untuk menghidupi institusi kenapa tidak. Sebab jika nanti ada pengurangan jumlah mahasiswa, maka akan terdampak pada lembaga," jawab Ali.
Bahkan turun 100 saja, dampaknya ada. Untuk memilih Maskuri juga berdasarkan data dan fakta. "Adanya kejadian ini, Tuhan membuat takdir Prof Maskuri seperti ini," ujarnya.
Dikatakan, pilrek di Unisma tidak mengenal suara. Jadi diseleksi administarasi, kesehatan dan psikologi. Juga ada paparan visi misi. Lalu diberikan pertimbangan ke senat dan ditabulasi.
Misalkan dekan X menyatakan masih layak jadi rektor. Ini juga dilaksanakan oleh organ yayasan dengan memberikan pertimbangan.
Dan secara khusus dewan pembina juga memberikan voting. Hasilnya empat suara untuk Prof Maskuri dan toga suara untuk Prof Nur Hidayati.
Hal ini mendasari penetapan SK dari yayasan. Pelantikan Rektor Unisma periode 2022-2026 dilaksanakan di kantor yayasan.