Berita Malang Hari Ini

Ratusan Juta Rupiah Berputar di Hari Pertama Dekranasda Fest dan Festival Mbois 7

Pada hari pertama, menghasilkan nilai transaksi sekitar Rp 675 juta. Hal itu disampaikan Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi. 

Penulis: Benni Indo | Editor: Yuli A
purwanto
Walikota Malang Sutiaji dampingi ketua Dekranasda Kota Malang Widayati Sutiaji melakukan fashion saat gelaran Dekranasda Fest 2022 Kota Malang di gedung MCC (Malang Creative Center), Kamis (8/12/2022). 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Wali Kota Malang, Sutiaji menyebutkan Keberadaan Malang Creative Center (MCC) diharapkan bisa menampung dan mengembangkan inovasi masyarakat. Tempat tersebut memang didesain menjadi tempat inkubasi bagi warga yang memulai usaha atau startup.


Ada dua hal penting lainnya yang dikatakan Sutiaji ketika masa inkubasi startup itu berlangsung, yakni tentang akses pendanaan dan pemasaran. Pendanaan ini berkaitan dengan biaya operasional termasuk biaya pemasaran. Sedangkan sektor pemasaran sendiri untuk mendistribusikan produk startup. Dua hal itu dianggap penting karena dapat menopang eksistensi usaha.


Sebagai upaya menarik investor dan memperkanlkan peran MCC, Pemkot Malang banyak menyelenggarakan kegiatan di MCC. Salah satu kegiatan yang baru saja dilaksanakan ialah Dekranasda Fest dan Festival Mbois 7. Acara tersebut menjadi ajang para pelaku usaha bertemu dengan para pembeli.


"Kegiatan ini baru perkenalan dulu, istilahnya cek sound. Meski begitu sudah ada transaksi yang dilakukan. Terkait pendanaan, OJK juga sudah minta agar perbankan hadir sehingga bisa langsung berkomunikasi dengan pelaku usaha atau UMKM," kata Sutiaji, Kamis (8/12/2022).


Dikatakan Sutiaji, persentase komersialisasi di MCC hanya 42 persen saja. Selebihnya untuk tempat co-working space dan galeri lainnya. Maka dari itu, fungsinya betul-betul menopang inovasi warga.


"Kita lihat ke depannya seperti apa. Saat ini kan masih belum yang sesungguhnya," terang Sutiaji.


Kegiatan Dekranasda Fest 2022 dan Festival Mbois 7 diikuti oleh ratusan pelaku UMKM. Pada hari pertama, menghasilkan nilai transaksi sekitar Rp 675 juta. Hal itu disampaikan Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi. 


Eko menyebutk, ada pembeli dari Kalimantan Timur yang memberli 35 ribu bungkus keripik dengan harga per bungkusnya Rp 10 ribu. Ada juga pembeli yang memesan 7.500 lembar kain dengan harga Rp 50 ribu.


"Di luar itu juga pasti ada. Kami sudah imbau kepada pelaku usaha agar memberikan laporan kepada kami jika ada transaksi. Nanti laporannya akan menjadi satu data," ungkapnya.


Dijelaskan Eko, penyelenggaraan itu merupakan program rutin dari Diskopindag Kota Malang setiap tahun. Ada lebih dari 200  UMKM yang terlibat.


"Di hari pertama ini, ada lima pembeli dari luar kota. Ada dari Jabar, Kaltim, dan DKI Jakarta juga," ujar Eko.


Eko melihat, transaksi yang terjadi menunjukan geliat positif perekonomian. Para pembeli yang bertransaksi disebutnya sebagian besar adalah pengusaha. Eko menyimpulkan, banyak pengusaha mulai melirik produk UMKM untuk kemudian dijual kembali.


"Ini sesuatu yang baik untuk perkembangan UMKM ke depan," katanya. 


Eni Kristiandari (35), pelaku usaha keripik yang 35 ribu produknya baru saja dipesan mengatakan, belum pernah terjadi pemesanan sebanyak itu sebelumnya. Ia pun bersyukur kegiatan tersebut menjadi momen terjualnya 35 ribu produk keripik.


"Paling banyak yang dipesan adalah keripik talas. Kami ada keripik pisang, singkong dan menjes," katanya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved