Berita Surabaya Hari Ini
Hewan Ini Berkeliaran di Surabaya: 297 Ular, 48 Biawak, 17 Musang, 12 Monyet dan 12 Anjing
SURABAYA - Evakuasi ular sebanyak 297 kejadian, lebah atau tawon 293, kucing 87, biawak 48, musang 17, anjing 12, monyet 12 dan hewan lain ada 10.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Yuli A
SURABAYA - Evakuasi ular sebanyak 297 kejadian, lebah atau tawon 293, kucing 87, biawak 48, musang 17, anjing 12, monyet 12 dan hewan lain ada 10.
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Kota Surabaya tentu saja bukan hutan belantara. Tapi, begitu banyak ular di kota yang sebagian besar wilayahnya padat penduduk ini.
Terukti, selama tahun 2022, tercatat ada 297 ular liar yang dievakuasi dari kawasan pemukiman. Itu belum termasuk kawanan lebah atau tawon vespa, biawak, musang, hingga monyet.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya, Dedik Irianto, merinci total evakuasi terhadap hewan yang mencapai 776 ekor selama setahun tersebut.
Evakuasi terhadap hewan tersebut bahkan lebih banyak dibandingkan evakuasi terhadap manusia maupun barang.
Ia menyebut bahwa evakuasi hewan yang dilakukan ini berdasarkan permintaan atau laporan dari warga. Warga menghubungi Command Center 112 (CC 112) untuk meminta bantuan kedaruratan.
"Untuk kategori evakuasi hewan, paling banyak kita lakukan adalah ular. Kemudian terbanyak kedua adalah lebah atau tawon vespa," kata dia.
Rinciannya, evakuasi ular sebanyak 297 kejadian, lebah atau tawon 293, kucing 87, biawak 48, musang 17, anjing 12, monyet 12 dan hewan lain ada 10.
Untuk jenis ular, petugas banyak mengevakuasi sanca kembang atau piton. "Kebanyakan ular jenis sanca kembang atau piton. Kemudian ular kobra, ular weling dan ular hijau," terang dia.
Ular yang dievakuasi biasanya berada di jalan, saluran air, hingga rumah warga. "Di gorong-gorong kawasan Basuki Rahmat juga pernah ada permintaan evakuasi ular jenis piton sepanjang 3 meter lebih," paparnya.
Pun demikian, di kawasan Tegalsari Surabaya. Saat itu, evakuasi ular jenis piton dilakukan petugas DPKP di atas plafon rumah seorang warga.
"Itu ularnya berada di atas rumah. Ketika dilakukan evakuasi, ularnya jatuh ke bawah dan sampai jebol plafonnya. Dan panjang ularnya itu sekitar 3 meter lebih," ujarnya.
Pun demikian pula dengan tawon vespa yang dinilai dapat mengganggu dan membahayakan. "Karena mengganggu atau warga takut disengat, sehingga mereka meminta bantuan melalui Command Center 112. Tawon vespa ini juga berbahaya, sengatannya bisa mematikan," kata dia.
Mantan Kepala Bagian Pemerintahan Kota Surabaya ini juga menjabarkan, setelah berhasil dievakuasi, hewan liar tersebut selanjutnya diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kota Surabaya hingga koordinasi dengan komunitas pecinta satwa.
"Setelah dievakuasi biasanya langsung dibawa rekan-rekan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) untuk kemudian diserahkan ke BKSDA. Kadang ada juga yang diminta oleh komunitas-komunitas pecinta reptil," sebutnya.
JANGAN KAGET! Jadi Wali Kota/Bupati Butuh Modal 70 Miliar, Jadi Gubernur Butuh Modal 1,7 Triliun |
![]() |
---|
Universitas Ciputra Surabaya Kukuhkan Guru Besar Bidang Transformasi Keuangan Digital |
![]() |
---|
Rumah Sakit Baru Pemkot Surabaya RSUD Eka Candrarini Diresmikan, Layanan Unggulan Bagi Ibu dan Anak |
![]() |
---|
Pemprov Jatim Distribusikan PLTS ke Sekolah, Ajak Gunakan Green Energy |
![]() |
---|
Kesenjangan dan Lemahnya Inovasi Pendidikan Masih Jadi PR Besar di Jatim, Anggaran 2024 Justru Turun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.